Peluang kecil karena ada kekebalan yang muncul, bahkan di beberapa tempat disarankan orang terkait diambil serumnya
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan adanya kasus pasien COVID-19 berusia 70 tahun yang sembuh kemudian kembali terinfeksi SARS-CoV-2 di Jepang merupakan kasus khusus.
"Enggak lah. Kalau kasus usia lanjut itu tidak umum lah. Variabelnya banyak," kata Yuri di Jakarta, Kamis, ditanya soal kemungkinan pasien sembuh COVID-19 kembali terjangkiti penyakit yang sama.
Baca juga: Jubir COVID-19 sebut hasil tes cepat untuk rekomendasi isolasi mandiri
Menurut dia, peluang pasien sembuh kembali terinfeksi sangat kecil karena sejatinya tubuh seseorang akan membentuk sistem kekebalan baru sehingga tidak terinfeksi penyakit serupa.
"Peluang kecil karena ada kekebalan yang muncul, bahkan di beberapa tempat disarankan orang terkait diambil serumnya, tentunya dengan metode yang benar," katanya.
Diberitakan, seorang pria lanjut usia di Jepang kembali dirawat untuk COVID-19 setelah sebelumnya terjangkiti. Padahal individu terkait sudah dinyatakan sembuh sebelumnya.
Baca juga: Yurianto: "Rapid test" cari terduga positif COVID-19 di masyarakat
Dalam beberapa hari berikutnya, pria tersebut mengeluhkan sakit dan gejala demam. Setelah dilakukan serangkaian tes dia kembali terjangkiti virus SARS-CoV-2 (COVID-19).
Achmad Yurianto mengatakan sebaiknya masyarakat tidak panik dengan berita itu karena ditegaskannya kasus pria Jepang yang kembali terjangkiti terdapat berbagai faktor bisa karena variabel lingkungan, usia, kekebalan dan penyebab lain yang perlu ditelusuri lebih lanjut.
Baca juga: Pulang kampung boleh asal metode benar, kata Yurianto
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020