Kairo (ANTARA News/Reuters) - Polisi Mesir menahan 17 anggota Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi paling berpengaruh di negara itu, dalam serangan fajar di rumah mereka di provinsi Fayyoum di baratdaya Kairo, kelompok itu mengatakan, Kamis.

Satu sumber keamanan telah memastikan penahanan tersebut.

Situs Internet kelompok itu mengatakan orang-orang tersebut akan segera disidangkan untuk ditanyai mengenai keanggotaan mereka yang dicurigai dalam kelompok yang terlarang itu, suatu tuduhan yang sering digunakan pemerintah untuk menangkap anggota Ikhwan, meskipun membolehkan kelompok itu beroperasi secara relatif terbuka.

Ikhwan dan sumber keamanan mengatakan penahanan itu mungkin berkaitan dengan bentrokan yang terjadi delapan hari lalu di Universitar Fayyoum antara mahasiswa yang berafiliasi dengan Persaudaraan Muslim itu dengan polisi.

Bentrokan itu adalah konfrontasi langsung yang jarang terjadi antara kelompok Islamis tersebut dengan pasukan keamanan. Seorang pengacara Ikhwan ketika itu memperkirakan akan terjadi reaksi lanjutan.

Ikhwan menguasai sekitar sepertlima dari kursi di parlemen sejak 2005. Kelompok, yang telah lama menghindari kekerasan itu, mengatakan tujuannya adalah untuk mendirikan negara Islam di Mesir dengan melakukan bujukan dan melalui kemenangan dalam pemilihan.

Beberapa pengamat mengatakan pemerintah ingin mencegah Ikhwan meningkatkan perlawanan politik terhadap Presiden Hosni Mubarak, yang berkuasa sejak 1981, dan polisi sering menahan anggota kelompok tersebut dalam waktu yang lama tanpa tuduhan resmi.

Secara terpisah, seorang pemimpin terkemuka Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa pihak berwenang bandara di Kairo telah mencegahnya meninggalkan negara itu. Essam el-Erian mengatakan, Rabu, ia telah dilarang melakukan perjalanan ke Sudan satu hari sebelumnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009