Pontianak (ANTARA News) - Pemerintah tengah mengkaji kembali rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang berkapasitas 1.000 megawatt di Indonesia.

"Saat ini kita sedang melakukan kajian untuk mengetahui di tempat mana saja yang masyarakatnya bersedia dibangun PLTN," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, usai Meresmikan Sekolah Tinggi Teologi Pastor Bonus di Pontianak, Sumbar, Kamis.

Ia mengatakan, sebenarnya pemerintah optimistis PLTN dengan kapasitas 1.000 MW pertama di Semenanjung Muria, Jepara, Jawa Tengah, dapat beroperasi 2016.

Namun, karena mendapat penolakan dari masyarakat setempat, pembangunan masih belum dapat dipastikan dan lokasi tempatnya juga belum diketahui.

"Salah satu kunci pembangunan PLTN adalah rakyatnya bersedia," ujarnya.

Purnomo menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki sekitar 29 ribu - 30 ribu MW, kemudian akan dilakukan penambahan sebesar 45 ribu MW di luar pembangkit listrik menggunakan nuklir.

"Pembangkit energi listrik yang akan dikembangkan itu termasuk untuk mengatasi krisis energi listrik di Kalbar," katanya.

Ia mengatakan saat ini sekitar 65 persen masyarakat Indonesia sudah menikmati energi listrik, sedangkan sisanya sekitar 35 persen belum teraliri listrik.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009