Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan mengatakan, akan mengupayakan volume ekspor nonmigas 2009 tidak tumbuh negatif dengan memperlancar arus ekspor dan diplomasi untuk memperluas akses pasar serta pengamanan perdagangan.

"Target ekspor kita perlebar range-nya dari minus 10 menjadi nol persen. Nol persen itu kondisi yang terbaik dan minus 10 persen itu yang terburuk. Kita lebih banyak pada posisi skenario optimistis," kata Mendag Mari Elka Pangestu di sela Rapat Kerja Departemen Perdagangan di Jakarta, Kamis.

Sebelumnya, Depdag memperkirakan pertumbuhan volume ekspor lebih pesimistis yaitu minus lima hingga 10 persen selama 2009.

Menurut Mendag, penurunan harga komoditi ekspor juga mempengaruhi kontraksi pertumbuhan volume ekspor tahun ini. Pertumbuhan negatif juga disebabkan krisis ekonomi global yang menyebabkan turunnya permintaan ekspor dari negara tujuan utama Indonesia seperti Amerika Serikat dan Jepang.

"Pertumbuhan ekspor akan alami penurunan tajam, kita upayakan tidak turun setajam prediksi kita," ujarnya.

Beberapa upaya yang akan dilakukan untuk mempertahankan kinerja ekspor Indonesia antara lain dengan membuka pasar baru, melakukan diplomasi perdagangan dan negosiasi serta menggalakkan promosi ekspor.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Depdag untuk membuat proyeksi pertumbuhan ekspor yang lebih optimistis. "Saya mengharapkan Depdag membuat proyeksi ekspor yang lebih optimistis," ujar Menkeu saat membuka Rapat Kerja Depdag.

Ia memperkirakan total nilai ekspor Indonesia pada 2009 bisa mencapai minus 30 persen. Sedangkan dari sisi volume diperkirakan akan tumbuh negatif 5 sampai 8 persen.

"Bu Mari harus membuktikan kalau prediksi Depkeu salah," ujarnya.

Menurut dia, tantangan ekonomi dua tahun ke depan relatif masih berat karena imbas krisis global masih akan terasa. Apalagi, negara-negara maju sedang berlomba-lomba mencari pendanaan untuk penyembuhan krisis termasuk dengan menjual surat utang.

"Selama 24 bulan ke depan itu adalah the most difficult battle in the global economy. Jadi amunisinya harus cukup untuk apapun yang terjadi," jelasnya.

Lembaga dunia seperti WTO memprediksi volume perdagangan dunia negatif sembilan persen dan Bank Dunia memprediksi negatif empat persen. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009