Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik menjadi Rp10.780/10.790 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.890/10.900 atau naik 110 poin turun dibanding sesi pagi yang naik 145 poin.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis mengatakan, pasar masih tetap ramai, karena pelaku pasar tetap membeli mata uang Indonesia itu sehingga posisi masih di bawah angka Rp11.000 per dolar.
"Kami memperkirakan rupiah akan kembali menguat kalau melihat sentimen positif pasar yang masih tinggi," ujarnya.
Rupiah, menurut dia, kemungkinan akan kembali menguat hingga mendekati angka Rp10.500 per dolar, setelah pemerintah berhasil menyerap dana investor lokal maupun asing dari penerbitan obligasi.
Pemerintah berhasil meraup dana masyarakat sebesar Rp7,5 triliun yang menunjukkan kepercayaan investor tetap tinggi, ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah Indonesia juga akan menerbitkan obligasi di Jepang dalam upaya mencari dana murah dalam upaya mengantisipasi makin berat gejolak ekonomi global.
Upaya pemerintah untuk memperkokoh finansial ini memberikan kepercayaan, bahwa Indonesia sangat serius dalam menghadapi masalah krisis keuangan global, ucapnya.
Karena itu, menurut Edwin Sinaga, para pelaku pasar cenderung akan terus membeli rupiah yang pada akhir pekan ini diperkirakan akan bisa mencapai angka Rp10.500 per dolar.
Namun, kenaikan rupiah yang terus terjadi kurang disukai, karena akan menghambat penjualan produk eksportir di pasar ekspor.
"Kami harapkan kenaikan rupiah tidak terlalu cepat, agar eksportir tidak mengalami kesulitan dan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang ada," ucapnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009