Riau (ANTARA News) - Sejak sepekan terakhir ini warga di Dusun Pulau Kembang, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, resah karena dua ekor harimau acap melahap ternak mereka.
"Kami sudah melapor keganasan harimau ini ke Polsek Batang Cinaku dan KSDA (Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam-Red)," ujar Sudaryono salah seorang warga Dusun Pulau Kembang, Desa Aur Cina, Kecamatan Batang Cinaku, Inhu, Kamis.
Saat ditemui di Batang Cinaku, ia mengatakan, harimau itu telah meresahkan masyarakat di kampungnya karena setiap malam ada saja kambing peliharaan masyarakat yang disantap, sedangkan masyarakat tidak dapat berbuat apa-apa untuk melindungi ternaknya.
"Meronda malam pun kami tak mungkin karena kampung kami memang dikelilingi semak belukar," katanya.
Selain kawasan tempat tinggal mereka perkampungan berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) dan juga merupakan perkampungan yang terisolir, masyarakat di daerah itu khwatir jika binatang yang dipanggil "Tok Belang" itu memangsa mereka.
Oleh karena itu, kata dia, warga tidak berani untuk keluar rumah baik saat malam atau siang hari bahkan menakik getah sebagai sumber penghasilan masyarakat pun tidak lagi dilakukan.
Dusun Pulau Kembang merupakan daerah yang terisolir, untuk menjangkau kawasan yang berada di perbatasan TNBT itu dari Batang Cinaku sangat sulit apalagi pada musim hujan seperti sekarang. Jalan tanah yang dilalui licin dan berlumpur.
Sementara itu, salah seorang aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan Al Hamra mengatakan, dua ekor harimau yang masuk perkampungan penduduk di Dusun Pulau Kembang diperkirakan berasal dari kawasan TNBT.
"Dari hasil pendataan kami pada 2006 di kawasan TNBT dan sekitarnya terdapat sekitar 80 populasi harimau sumatra. Harimau yang masuk ke Dusun Pulau Kembang itu mungkin dari TNBT karena kawasan tersebut berbatasan dengan TNBT," kata aktivis WWF Riau ini saat ditemui di Batang Cinaku.
Ia mengatakan, agar tidak terjadi konflik berlanjut antara harimau dan manusia di daerah itu, pemerintah sebaiknya cepat turun ke lokasi dan mengamankan hewan yang dilindungi itu agar tidak masuk perkampungan penduduk.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009