New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia merosot pada Rabu waktu setempat, di tengah berita bahwa persediaan minyak mentah AS telah mencapai level tertinggi sejak 1990.
AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Mei, turun 16 sen dari penutupan pada Selasa, menjadi 49,25 dolar AS per barel.
Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Mei turun 17 sen menjadi 51,79 dolar AS per barel.
Departemen Energi AS (DoE) mengatakan, stok minyak mentah melonjak 5,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 April menjadi 366,7 juta barel, level tertinggi sejak September 1990.
Jajak pendapat para analis oleh Dow Jones Newswires memperkirakan kenaikan mingguan lebih kecil 2,1 juta barel. Persediaan minyak mentah sekarang 16,5 persen lebih tinggi dari level periode sama tahun lalu.
Laporan DoE adalah sebuah fokus utama untuk pasar minyak, karena Amerika Serikat adalah negara konsumen eneergi terbesar di dunia, diikuti China dinomor dua.
"Jumlah minyak mentah itu adalah `bearish` (lesu) untuk pasar," kata Mike Fizpatrick dari MF Global. "Fundamental (ekonomi) masih sangat bearish."
Pasar juga terseret turun oleh data resmi yang menunjukkan bahwa produksi industri AS turun pada Maret, untuk kali kelima bulan berturut-turut, sebesar 1,5 persen, ke level terendah dalam satu dekade di tengah sebuah resesi berkepanjangan.
Di tengah berita suram lagi pada Rabu, OPEC menurunkan kembali estimasinya untuk permintaan minyak mentah dunia, mengantisipasi bahwa sebuah "kontraksi yang menghancurkan" dalam konsumsi akan mempertahankan harga di bawah tekanan dalam bulan-bulan mendatang.
"Dalam bulan-bulan mendatang, pasar diperkirakan masih di bawah tekanan dari ketidakpastian prospek ekonomi, permintaan yang memburuk dan ketergantungan substansial dalam pasokan," tulis Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanan terakhirnya.
Dikatakan, "pemantauan yang waspada adalah penting" jelang pertemuan OPEC mendatang pada akhir Mei, dimana beberapa anggota diperkirakan akan mendorong pemangkasan produksi lagi untuk membantu menopang harga minyak.
"Permintaan minyak lebih menderita akibat resesi ekonomi dunia," kata OPEC, menambahkan bahwa kecenderungan ini telah mengakibatkan revisi turun lainnya dalam proyeksinya untuk permintaan tahun ini 0,4 juta barel per harai (bph).
OPEC memperkirakan permintaan akan menyusut 1,37 juta bph atau 1,6 persen pada 2009.
Dalam buletin bulanan sebelumnya yang dirilis Maret, OPEC telah memproyeksikan penurunan 1,01 juta bph untuk 2009.
Para pedagangan juga kecewa terhadap proyeksi Badan Energi Internasional (IEA) pada Jumat lalu, bahwa ekonomi global akan mengalami kontraksi 1,4 persen pada 2009, menggantikan ekspansi moderat.
IEA memangkas permintaan minyak global 2009 satu juta barel per hari menjadi 83,4 juta barel per hari, lebih rendah sekitar 2,4 juta bph dari 2008 dan terendah sejak 2004.
Harga minyak mentah telah meningkat pada awal perdagangan Rabu, karena para pedagang mengikuti berita gangguan pasokan di Nigeria.
Sebuah kebakaran pada saluran pipa utama Shell di Nigeria bagian selatan telah mengakibatkan produksi berkurang 180.000 barel per hari, kata sebuah sumber.
Kerugian tersebut termasuk 130.000 barel per hari untuk raksasa minyak Inggris- Belanda, Shell, 30.000 barel untuk grup peruahaam minyak Perancis, Total adan lainnya 20.000 barel dari berbagai operator lainnya, kata sumber kepada AFP.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009