Jayapura (ANTARA News) - Provinsi Papua dan Papua Barat kaya akan situs sejarah perjalanan pekembangan peradaban bangsa Indonesia.

Menurut Kepala Badan Arkeologi Jayapura, M. Irfan Mahmud, di Jayapura, Rabu, situs purbakala tertua yang ditemukan di Papua adalah peninggalan jaman pra sejarah pada 30.000 hingga 40.000 tahun sebelum masehi.

Situs yang berlokasi di Kabupaten Biak ini berupa gua-gua yang pada dindingnya dijumpai lukisan-lukisan dan fosil-fosil moluska atau cangkang kerang. Keduanya menandakan adanya kehidupan manusia pada masa lampau.

Ditemukannya fosil moluska di daerah itu juga menjadi indikator penting adanya aktivitas manusia purbakala.

Moluska adalah makanan yang mudah didapat dan diolah dibandingkan dengan harus berburu binatang darat yang butuh mengeluarkan banyak energi.

Lebih lanjut dia mengatakan, penemuan arkeologi di Biak ini merupakan jalan untuk merunut sejarah migrasi manusia ke Papua.

"Hal ini membuktikan adanya kontak-kontak awal manusia sebelum kolonial masuk ke Papua," tandasnya.

Selain di Biak, penemuan dari jaman megalitikum terdapat di situs Tutari, Kabupaten Jayapura. Di tempat ini ditemukan bongkahan batu berlukis berbentuk binatang-binatang melata.

Sementara situs arkeologi dari zaman kolonial juga banyak ditemukan di beberapa daerah di Papua sebagai peninggalan penjajah Belanda antara tahun 1900-an hingga pecah Perang Pasifik di tahun 1940-an.

Situs zaman kolonial ini misalnya Situs Ifar Gunung, Situs Asei Pulau dan Situs Hirekombe di Kabupaten Jayapura,

Situs lainnya adalah adalah yang berkaitan dengan sejarah masuknya agama Islam ke Papua. Dibuktikan dengan ditemukannya Situs Makam Islam di Lapintal, Kabupaten Raja Ampat, Situs Islam di Pulau Nusmawan, Kabupaten Teluk Bintuni dan lain sebagainya.

Dengan potensi arkeologi yang demikian besar, Balai Arkeologi Jayapura membagi wilayah kerjanya menjadi enam, yaitu daerah Kepala Burung, Teluk Cenderawasih, Teluk Bintuni, Pantai Selatan dan sekitarnya, Pantai Utara dan sekitarnya serta Pegunungan Tengah.

Sejak sepuluh tahun terakhir ini, kegiatan penelitian dan pengembangan Balai Arkeologi Jayapura telah menemukan 89 situs yang sangat berharga, baik dari segi pendidikan dan budaya maupun wisata sejarah.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009