Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono mengatakan pihaknya masih mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada 2009 sebesar 3-4 persen.

"Kita tetap di sekitar itu 3-4 persen, kita masih belum bisa lihat kalau kuartal pertama bagus diikuti kuartal selanjutnya (bagus) ya 4 persen masih bisa," katanya di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I 2009 BI memperkirakan 4,5 hingga 4,6 persen. Namun hal itu belum menjadi jaminan pertumbuhan ekonomi selama 2009 berada di atas 4 persen.

Sedangkan inflasi ia perkirakan akan terus menurun. "Tapi secara umum trend inflasi memang menurun," katanya. Namun ia belum bisa menduga apakah pertumbuhan GDP (gross domestic product) yang masih baik meski telah mengalami perlambatan tersebut memebrikan tekanan pada inflasi.

"Aktivitas ekonomi masih cukup besar, nanti kita lihat apakah masih bisa memberikan tekanan inflasi apakah menurunnya lebih kecil seperti itu," katanya.

Ia menambahkan, adanya trend penurunan inflasi tersebut dapat memberikan ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan BI rate. Namun demikian hal itu merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan suku bunga acuan tersebut.

"Kita lihat salah satu faktor kan inflasi yang menurun, tapi kita lihat situasi, kemudian evaluasi harus menyeluruh. Nanti kita tunggulah kan RDG-nya (rapat dewan gubernur) masih awal bulan depan, jadi masih ada waktu untuk melakukan evaluasi," katanya.

Sementara itu, Bank Indonesia pada 2009 memperkirakan inflasi sebesar 5-7 persen. Sedangkan suku bunga acuan BI rate saat ini pada level 7,5 persen. BI Rate telah mengalami penurunan berturut-turut sejak Desember 2008 hingga April 2009 dari 9,5 persen menjadi 7,5 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Maret 2009 sebesar 0,22 persen sehingga inflasi Januari-Maret (ytd) mencapai 0,36 persen, sementara inflasi year on year atau Maret 2009 terhadap Maret 2008 mencapai 7,92 persen.

Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi sekitar 4 - 4,5 persen pada 2009.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009