London, (ANTARA News) - Siapa menyangka bahwa hati pelatih Chelsea Guus Hiddink sempat terserak karena hilang kesabaran menyaksikan para pemainnya saat skor 0-2 untuk Liverpool pada paruh waktu pertama pertandingan leg kedua Liga Champions di Stamford Bridge, Selasa waktu setempat. 

Akhirnya hati Hiddink bersorak, karena anak asuhannya mampu membuat kedudukan berkesudahan imbang 4-4 pada laga perempat final melawan Barcelona setelah angka agregat menjadi 7-5 pada pertandingan menegangkan itu dan maju ke putaran semi final, demikian diwartakan Reuters. 

"Kami kehilangan kesabaran dan para pemain pun tidak gembira dengan apa yang sudah dilakukan mereka," kata Hiddink kepada wartawan.

"Kami mengawali permainan tidak seperti apa yang kami rencanakan dan kami tahu untuk menghadapi tim sekelas Liverpool yang memiliki kecerdasan dan taktik bagus, tidak dapat memberikan celah kepada mereka. Kami terlalu banyak kalah dalam duel pada babak pertama dan secara taktik kami kalah pada babak pertama," urainya.

Hiddink tidak seperti biasanya melakukan pergantian pemain pada babak peretama, ketika mengganti pemain depan Salomon Kalou dengan Nicolas Anelka dan usahanya itu terbayar dengan baik pada babak kedua ketika pemain Prancis itu membangun serangan dan memberi umpan kepada Didier Drogba untuk mencetak angka pertama Chelsea.

"Saya sudah merasakan berbagai hal dramatis dalam pertandingan tetapi kali ini merupakan laga yang banyak kesalahannya sehingga membuatnya menjadi lebih menarik ketika mengikuti jalannya permainan dari awal hingga akhir," kata Hiddink.

"Ini pertandingan amat dramatis, ketika kita memikirkan sudah kalah tetapi akhirnya bangkit lagi dan kita keluar dari bencana itu," katanya.

Chelsea mencapai semifinal untuk kelima kalinya dalam enam musim dan bertemu dengan Liverpool untuk kelima kalinya berurutan dalam lima tahun laga Liga Champions.

Rafa Benitez, yang membawa Liverpool ke final Liga Champions pada 2005 melawan AC Milan ketika mereka harus berjuang setelah kecolongan 0-3 pada babak pertama dan akhirnya menang adu panalti, nyaris bangkit kembali secara menakjubkan.

"Memang benar kami mengakhiri permainan dengan kekalahan, tetapi apa yang sudah diperagakan pemain dengan karakter dan mutu tinggi amat membanggakan saya dan saya yakin pendukung pun bangga terhadap mereka," katanya.

"Tidak ada rasa penyesalan kalah dalam keadaan demikian," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009