Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menjalankan lima langkah pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona penyebab COVID-19, kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.

Saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Rabu, dia mengatakan bahwa langkah pencegahan pertama yang dijalankan adalah pembatasan kontak fisik dalam aktivitas sehari-hari di dalam maupun di luar rumah.

Langkah berikutnya, menurut dia, peningkatan pemahaman warga mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus corona tipe baru (SARS-CoV-2), yang pertama kali merebak dan menimbulkan wabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada Desember 2019.

Setelah mengetahui informasi mengenai penularan COVID-19 serta upaya pencegahannya, masyarakat diharapkan tidak panik jika mengalami gejala sakit serupa COVID-19.

"Jika merasa tidak enak badan, langsung mengakses layanan kesehatan untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan," kata Yuri.

Warga yang merasakan gejala serupa COVID-19 seperti demam, flu, dan batuk, ia mengatakan, bisa melakukan karantina mandiri setelah berkonsultasi dengan petugas kesehatan.

"Ada beberapa layanan monitoring diri secara daring atau call center di 119 yang bisa diakses saat melakukan karantina diri," ujar Yuri.

Langkah pemerintah berikutnya adalah menjalankan pemeriksaan cepat secara massal sebagai upaya penapisan orang yang kemungkinan terserang COVID-19.

Yuri mengatakan bahwa pemeriksaan cepat tidak diarahkan untuk menegakkan diagnosis, namun lebih untuk melihat kondisi kekebalan tubuh berdasarkan pembentukan antibodi.

Ia menjelaskan bahwa langkah pemerintah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan antigen untuk menegakkan diagnosis COVID-19.

"Mereka yang sakit, kita berikan layanan perawatan sebaik-baiknya agar segera menjadi sehat," kata Yuri.

Dia juga menyarankan warga yang sehat terus berusaha menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan warga yang merasa agak sakit segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Baca juga:
Jubir: Penambahan positif COVID-19 di Indonesia bukan hasil rapid test
Kasus positif COVID-19 di Indonesia tambah jadi 790, 58 meninggal dunia

Pewarta: Fauzi, Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020