Beijing (ANTARA News) - China mengharapkan keadaan di Thailand segera membaik dan tenang, sehingga negara ASEAN itu bisa kembali membangun perekonomiannya.
"Kami berharap negara itu bisa menjaga kemantapan, keselarasan serta membangun perekonomiannya," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Jiang Yu dalam keterangan pers berkala di Beijing pada Selasa.
Hal tersebut dikemukakannya menanggapi keadaan terakhir di Thailand, yang mengalami kerusuhan dan banyak wisatawan China berada di sana.
Menurut dia, Thailand adalah negara tetangga baik dan penting bagi China dan selama ini, hubungan dwipihak berjalan sangat baik.
Untuk itu, tambahnya, China sangat berharap negara itu bisa menjaga stabilitas politik, sehingga bisa membangun perekonomiannya.
Mengenai keadaan wisatawan China di Thailand, ia secara diplomatis mengatakan, "Silahkan dilihat di laman".
Kementrian Luar Negeri dan Administrasi Pariwisata Nasional China sebelumnya menyarankan wisatawannya menunda perjalanan serta mengeluarkan peringatan perjalanan ke Thailand terkait dengan keadaan di negara ASEAN itu.
Menurut Kedutaanbesar Cina di Bangkok, seluruh wisatawan China diyakini dalam keadaan baik dan layanan darurat belum menerima laporan tentang warga China luka.
"Politik di Thailand dalam keadaan goyah, sehingga kami memiliki tempat protokol untuk menangani warga Cina jika terjadi tindak kekerasan," kata pejabat Kedutaanbesar China di Bangkok.
Pejabat itu menyatakan telah pula memperingatkan masyarakat China tidak bepergian ke wilayah dilanda kekerasan.
Sejumlah perusahaan perjalanan China juga mengambil langkah hati-hati untuk melindungi wisatawannya di Thailand.
Ma Xing, manajer perusahaan perjalanan, menyatakan 100 wisatawan plus Cina di Thailand tidak mengalami kekerasan.
"Keadaan bandar udara dan tempat wisata di Thailand normal. Secara umum, perjalanan wisatawan tidak membutuhkan peringatan, tapi untuk tempat yang ada kekerasan, kita tidak pergi ke sana," katanya.
Namun demikian, katanya, pihaknya tidak akan mengirimkan wisatawan China ke Thailand hingga Senin pekan depan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009