KUALA LUMPUR (ANTARA) - Badan Perwakilan KNPI Malaysia mempertanyakan kepedulian anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jakarta II Kuala Lumpur terhadap para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
"Kondisi locdown (penguncian) di Malaysia tentu berdampak besar pada perekonomian masyarakat, baik warga negara Malaysia sendiri maupun warga asing khususnya Indonesia," kata Sekretaris BP KNPI Malaysia Muliadi di Kuala Lumpur, Rabu.
Baca juga: Ribuan TKI terkena "lockdown" Malaysia akan pulang via Pelabuhan Dumai
Dia mengatakan segala aktivitas kehidupan kecuali sektor tertentu telah lumpuh dan berhenti untuk menekan penyebaran virus Corona.
"Kebijakan pemerintah Malaysia ini untuk pencegahan wabah virus Corona semakin bertambah dan meningkat. Sudah sekitar seribu orang terdeteksi COVID-19 akibat masih berlangsungnya kegiatan harian masyarakat." katanya.
Di tengah berlangsungnya keputusan lockdown, ujar dia, tentu menghentikan segala aktivitas masyarakat sehari-hari, seperti mereka yang mencari nafkah dengan bekerja, berniaga, maupun freelance yang tidak terikat dengan pemerintah atau kerja mandiri.
Baca juga: WNI di Kota Kinabalu diimbau KJRI patuhi kebijakan "lockdown" Malaysia
Di tengah kesusahan rakyat ini, dirinya melihat ada beberapa anggota parlemen Malaysia yang berpartisipasi membantu masyarakat dengan memberikan sembako gratis, seperti beras, minyak goreng, telur, gula, sarden, milo, ikan, roti, dan kebutuhan lainnya.
"Alangkah senangnya mereka mendapat perhatian dan bantuan selain dari pemerintah, tetapi juga dari anggota parlemen yg mereka pilih saat Pemilu," katanya.
Melihat gebrakan dan kepedulian dari anggota parlemen Malaysia terhadap dapil dan rakyatnya, pihaknya mempertanyakan sikap dan kepedulian anggota DPR RI dapil luar negeri (Jakarta II) khususnya di Malaysia.
Baca juga: WNI di Malaysia positif COVID-19 jadi 13 orang
Baca juga: Kemlu koreksi jumlah WNI positif COVID-19 di Malaysia
"Malaysia adalah negara yang paling banyak dihuni oleh WNI, baik yang bekerja maupun belajar. Dampak dari lockdown ini banyak warga negara kita yang kesusahan dan memiliki pendapatan terbatas. Mereka tidak dapat bekerja karena larangan aktivitas keluar rumah. Begitu juga dengan mahasiswa S2 dan S3 yang mandiri untuk menyambung pendidikannya," katanya.
Dia mengatakan tabungan mereka mungkin hanya cukup untuk bertahan sepekan, bagaimana dengan pekan kedua atau sepekan berikutnya.
"Saya meminta kepada pemerintah dan para anggota dewan yg terhormat, khususnya dapil luar negeri untuk tidak melupakan rakyat Indonesia yang sudah memilihnya pada Pemilu 2019," ujar Pengurus Muhammadiyah Malaysia ini.
Terkhusus para anggota dewan, ujar dia, untuk lebih keras menyampaikan aspirasi ini kepada pemerintah dan berbuat langsung seperti yang dilakukan anggota parlemen Malaysia.
Baca juga: Usul KNPI Malaysia: Fasilitasi BMI ilegal periksa COVID-19
"Setidaknya bantuan yang sedikit itu bisa meringankan beban masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya di Malaysia. Berbuat sedikit itu lebih baik daripada tidak sama sekali," katanya.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020