"Hari Raya Nyepi dengan Catur Brata menjadi momen spiritual, rohani dan jasmani, ketika kita semua penduduk Bumi dihantui wabah Virus Corona," ujar Muhaimin berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin: Spirit Nyepi sesuai dengan "social distancing"
Muhaimin yang juga Wakil Ketua DPR RI menjelaskan Catur Brata meliputi amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).
Dengan melaksanakan Hari Raya Nyepi, kata Gus Muhaimin, semua masyarakat Indonesia menjalankan arahan pemerintah dan WHO untuk melakukan isolasi diri, jaga jarak fisik, dan mencintai lingkungan dan bumi.
Ia juga menyebut Nyepi sangat bermanfaat dalam menjaga alam semesta. Tak ada hiruk-pikuk kehidupan yang membawa polusi udara, kebisingan, serta berbagai aktivitas yang melelahkan.
"Dengan Nyepi, kita melakukan refleksi diri, melakukan jeda, atau dalam bahasa digital semacam restart. Agar selanjutnya kehidupan ini menjadi lebih baik," kata pria yang juga disapa Cak Imin itu.
Berkurangnya aktivitas saat perayaan Nyepi, kata Muhaimin, sangatlah bermanfaat dan sejalan dengan anjuran pemerintah yang sedang gencar melakukan kampanye melawan wabah Virus Corona.
"Ayo kita Nyepi, dan selamat merayakan Hari Nyepi bagi umat Hindu," kata Muhaimin.
Baca juga: Menteri Agama: Jadikan Nyepi sebagai momentum merawat kemanusiaan
Baca juga: 1.152 narapidana Hindu terima remisi khusus Hari Raya Nyepi 2020
Baca juga: Bandara Ngurah Rai akan hentikan operasional selama Hari Raya Nyepi
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020