"Dampak dari kekalahan dalam pemilu tidak hanya menimpa Caleg secara pribadi, melainkan juga dapat terjadi pada simpatisan dan orang terdekat misalnya istri, keluarga dan orang lain yang menjadi pendukung fanatik," kata Kepala BKJM Kalawa Atei Palangkaraya, Wineini Marhaeni Rubay di Palangkaraya, Selasa.
Lima yang mengalami gangguan tersebut terdiri dari dua Caleg dan tiga simpatisan partai politik.
Menurut dia, salah seorang Caleg datang pada tanggal 10 April dalam keadaan terganggu kejiwaannya dan sempat mendapat perawatan darurat lalu dikirim ke Yayasan Joint Adulam Ministry, Palangkaraya.
Ia mengatakan Caleg tersebut memiliki perilaku aneh pasca-Pemilu, di antaranya tidak mau mandi, tidak mau makan, dan sering tertawa terutama jika melihat hasil penghitungan suara partainya.
Namun, Wineini tidak bersedia menyebut nama Caleg dan partainya.
Dua pasien lain yang juga berperilaku hampir sama, enjalani rawat inap di Kalawa Atei dan dua lannya sebatas konsultasi mengenai gangguan jiwa.
"Kami memberi perawatan intensif dengan empat tenaga dokter umum, satu dokter ahli kejiwaan, dua psikolog, dan dibantu sejumlah perawat," katanya.
Ia mengatakan dari pemantauannya ada tujuh orang yang mengalami gangguan jiwa pasca-Pemilu, dua di antaranya belum mendapat perawatan, yakni satu di Kapuas, dan satu lagi di Palangkaraya yang dirawat di rumah.
BKJM Kalawa Atei Palangkaraya telah menyiapkan kamar khusus, baik untuk pasien stres ringan maupun stres akut, gila atau psikosis.
Balai tersebut menyediakan dua kamar berjeruji besi."Kamar rawat inap di balai ini terbatas, sehingga apabila jumlah pasien meningkat, kami rujuk ke rumah sakit jiwa di Banjarmasin, Kalimantan Selatan," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009