Kami meminta tradisi perang ketupat di Desa Tempilang Kabupaten Bangka Barat dibatalkanPangkalpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan meminta Pemerintah Kabupaten Bangka Barat membatalkan pesta perang ketupat atau tradisi tolak bala masyarakat, guna mencegah penyebaran virus COVID-19 di daerah itu.
"Kami meminta tradisi perang ketupat di Desa Tempilang Kabupaten Bangka Barat dibatalkan," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan tradisi perang ketupat yang digelar setiap tahun di Pantai Tempilang ini dikunjungi ribuan wisatawan domestik dan manca negara, sehingga berpotensi terjadinya penyebaran virus COVID-19 di kegiatan tahunan itu.
"Kita tidak hanya membatalkan pesta perang ketupat ini, tetapi juga jalan santai di Desa Permis Kabupaten Bangka Selatan yang akan digelar minggu depan," ujarnya.
Menurut dia dalam mencegah penyebaran virus corona ini, pemerintah provinsi telah meminta tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat untuk mengurangi, menghentikan sementara kegiatan yang bersifat perkumpulan orang banyak dan mengganti dengan kegiatan yang sesuai dengan anjuran agama, adat masing-masing.
Selain itu, masyarakat diminta tidak keluar rumah, menerapkan social distancing sesuai SOP yang telah dikenal dengan cara menjaga jarak sebagai upaya cegah virus corona ini.
"Kami mengingatkan kembali bahwa antar manusia harus berjarak 1,5 sampai 2 meter, baik di kafe atau di tempat pertemuan yang hanya dilakukan jika sangat diperlukan," katanya.
Ia mengakui dampak wabah COVID-19 ini tidak hanya mengakibatkan penurunan ekonomi masyarakat, tetapi kunjungan wisatawan yang berkurang drastis.
"Saya minta masyarakat untuk bersama kita mematuhi ini, karena kondisi sakit sangat berbeda dengan kondisi sehat," katanya.
Baca juga: Pemprov Babel tindak tegas warga pelanggar aturan pencegahan corona
Baca juga: RSUP Babel isolasi WNA asal Bangladesh dengan indikasi COVID-19
Pewarta: Aprionis
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020