New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah merosot pada Senin waktu setempat, setelah Badan Energi Internasional (IEA) menurunkan proyeksi permintaan global tahun ini, kata para dealer.
Di New York Mercantile Exchange (NYMEX), kontrak berjangka utama minyak mentah jenis "Light Sweet" untuk pengiriman Mei, berakhir pada 50,05 dolar AS per barel, jatuh 2,19 dolar AS daro penutupan Kamis.
Di London, minyak minyak "Brent North Sea" untuk pengiriman Mei, turun 1,92 dolar AS menjadi 52,14 dolar AS per barel.
Pada Kamis, kontrak berjangka New York telah membumbung 2,86 dolar AS.
Harga minyak mentah pada akhir pekan lalu terpicu oleh sebuah "rally" (kenaikan panjang) di Wall Street, menyusul raksasa perbankan AS Wells Fargo yang memproyeksikan sebuah "rekor laba sebesar tiga miliar dolar AS pada kuartal pertama. Pengumuman ini mengirimkan saham-saham perbankan melambung.
Pasar tutup pada Jumat untuk hari libur Paskah.
Kontrak New York turun pada Senin, hingga mencapai 48,64 dolar AS per barel dalam perdagangan harian.
"Harga minyak telah bergerak turun ... karena para pelaku pasar bereaksi terhadap proyeksi IEA yang dirilis pada Jumat, yang menurunkan estimasi permintaan lagi, satu juta barel per hari," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
IEA, Jumat mengatakan, pihaknya sekarang memperkirakan ekonomi global mengalami kontraksi 1,4 persen pada 2009 menggantikan sebuah ekspansi moderat dan memangkas permintaan global satu juta barel per hari menjadi 83,4 juta barel per hari, level terendah sejak 2004.
Fitzpatrick mencatat bahwa level harga sebuah fungsi dari apakah para pelaku memilih untuk berkonsentrasi pada fundamental atau harapan mereka untuk sebuah pemulihan.
Ellis Eckland, seorang analis independen mengatakan, harga minyak telah menguat dalam pekan-pekan terakhir didorong oleh penguatan pasar saham, sebuah barometer terhadap harapan para investor untuk pemulihan ekonomi dan pada permintaan komoditas.
"Kami memiliki sebuah rally kuat pada Kamis, dan selanjutnya kami memberikan sebuah bagian dukungan pada rally tersebut," kata Eckland, menunjuk "sebuah korelasi yang sangat tinggi" antara pasar saham dengan harga minyak.
Saham AS, yang naik lima pekan berturut-turut, ditutup mixed pada Senin.
Jessica Hoversen dari MF Global mengatakan penurunan pada Senin "terutama karena sebuah gerakan teknikal."
"Anda dapat melihat banyak posisi jelang pekan ini" dimana banyak perusahaan akan menerbitkan hasil kinerja kuartalannya, kata dia.
OPEC mungkin menurunkan produksi minyaknya lagi, jika permintaan global untuk minyak mentah terus menyusut dalam waktu dekat mendatang, Mohammad Ali Khatibi, perwakilan Iran di kartel mengatakan Senin.
"Jika permintaan terus turun hingga pertemuan OPEC berikutnya, penurunan produksi lagi dimungkinkan," kata Khatibi sewperti dikutip harian Iran, Hamshahri.
Pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendatang akan digelar pada 28 Mei.
OPEC telah memangkas target produksi minyak seluruhnya 4,2 juta barel per hari sejak September menjadi 24,84 juta barel per hari, level terendah sejak sesaat setelah AS menginvansi Irak pada 2003.
Iran adalah anggota dengan produksi minyak mentah terbesar kedua setelah Arab Saudi, dari kartel yang menghasilkan 40 persen dari produksi minyak mentah dunia.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009