Jakarta (ANTARA News) - PSSI membatalkan sentralisasi kompetisi Liga Super di satu wilayah pada pertengahan April yang awalnya dilaksanakan di Lamongan, Malang dan Kediri.
"Parameternya, ketika pesta demokrasi di beberapa kota berjalan lancar tanpa hambatan. Lalu, pada Minggu (12/4), beberapa kota sukses melakukan pertandingan di level divisi Utama," kata Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Menurut dia, ijin keamanan yang selama ini dikhawatirkan menjadi ganjalan, ternyata bisa dieliminasi.
"Kami melakukan sosialisasi kepada 15 klub Liga super, dan ternyata jawaban mereka sangat positif jika sentralisasi di satu wilayah tidak dilakukan. Memang waktu yang kita miliki saat konsultasi itu, sangat sempit," katanya.
Nurdin menolak jika informasi dicabutnya status sentraliasasi tersebut terburu-buru.
"Sesuai instruksi pihak keamanan, kami hanya berupaya melakukan skenario agar kompetisi tetap berjalan hingga selesai sesuai jadwal," katanya.
Namun, Nurdin mengatakan, itu sangat bergantung dengan situasi keamanan di daerah masing-masing. "Bila situasi daerah masing-masing dinyatakan aman pasca pemilu, ya kami mengikuti juga. Toh, jika kembali ke daerah asal masing-masing, ternyata klub lebih memiliki peluang pemasukan yang pasti. Itu tidak terburu-buru, karena sudah mengikuti skenario yang disiapkan BLI sejak awal," katanya.
Sementara Direktur BLI, Joko Driyono menyatakan, pada prinsipnya, kompetisi tetap berputar, dengan catatan, dilakukan kembali ke wilayah asal klub masing-masing, tanpa menghilangkan jadwal semula yang sudah dipadatkan.
"Jika ada pertandingan tidak mendapat ijin dari pihak keamanan, maka pihak klub tuan rumah, harus segera melakukan alternatif perpindahan lokasi. Andai, mereka gagal melangsungkan pertandingan, maka tuan rumah dinyatakan WO," kata Joko.
Joko menegaskan bahwa jadwal tidak mengalami perubahan yakni sejak Jumat (17/4) hingga Selasa (5/5), tak berubah. Ia juga menyatakan imbalan Rp 75 juta yang sedianya dijanjikan BLI kepada masing-masing klub andai sentralisasi dilakukan, otomatis turut batal dibagikan.
"Fee itu diberikan jika klub jadi bermain di satu wilayah. Karena tidak jadi, ya bayaran itu juga tidak dibayarkan. Toh, klub jika bermain di tempat asalnya, pasti mendapat pemasukan," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009