Bangkok (ANTARA News/AFP) - Mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra menuduh pemerintah Thailand yang sedang diperanginya, berbohong dengan menyembunyikan korban tewas dalam penyerangan tentara terhadap kaum demonstran, Senin.

Berbicara kepada CNN di sebuah lokasi rahasia, konglomerat buron ini menyatakan tentara yang semula terlihat menembak ke udara guna membubarkan demonstran rusuh di Bangkok, telah membunuh banyak orang.

"Mereka menjebak orang-orang...Banyak sekali yang meninggal... Mereka mengangkuti jasad-jasad mati ke atas truk dan membawanya pergi. Mereka mencoba membingungkan semua hal," kata Thaksin kepada CNN.

"Anda mencoba membohongi seluruh dunia, anda mencoba membohongi orang-orang, tapi...itu semua mustahil," tambahnya mengomentari upaya pemerintah Thailand yang baru berumur empat bulan dalam menumpas demonstrasi jalanan dengan mengumumkan keadaan darurat sebelumnya.

Para pejabat Thai menghubungi AFP sepanjang Senin dengan berulangkali menyatakan bahwa tidak ada yang mati dalam kejadian itu dan membantah laporan-laporan dari sebuah radio pro-Thaksin bahwa beberapa orang telah menjadi korban.

Milyuner industri telekomunikasi yang disingkirkan oleh kudeta militer pada 2006 ini meninggalkan Thailand Agustus tahun itu sebelum kemudian dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena tuduhan korupsi.

Dia telah berulangkali berbicara melalui telepon dan video dalam minggu-minggu terakhir ini untuk menyemangati demonstrasi jalanan anti pemerintah nan loyal kepadanya dan sekutunya di pemerintahan sebelum ini.

Pendukungnya yang sering disebut Kelompok Berbaju Merah telah memperluas kampanyenya untuk menyingkirkan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva beberapa minggu terakhir yang kemudian memuncak menjadi protes massa minggu ini dan membanjiri KTT Asia Timur yang diadakan di daerah pantai.

Abhisit naik ke tampuk kekuasaan pada Desember di bawah dukungan Mahkamah Konstitusi yang telah membubarkan pemerintah pro-Thaksin yang kemudian menyulut rangkaian demonstrasi serupa dari kelompok penentangnya.

Meskipun dalam beberapa pidato terakhirnya sering menyeru para pendukungnya untuk melancarkan revolusi rakyat, Thaksin menyuarakan pesan rekonsiliasi dalam wawancara televisinya.

"Saya ingin menyeru setiap orang untuk bergabung secara damai, tidak hanya dengan kekuatan. Perang menghasilkan perang dan kekerasan menghasilkan kekerasan. Saya kira itu bukan pendekatan yang tepat," kata Thaksin. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009