Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Bogor, Minggu malam, menerima laporan kondisi politik dan keamanan serta perekonomian nasional dari Menko Polhukam Widodo AS dan Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani.

"Beliau meminta laporan tugas-tugas kita, ... tentang pengelolaan situasi nasional... pemungutan suara sampai perhitungan," katan Menko Polhukam.

Ia juga melaporkan hasil dari tindak lanjut pemeriksaan insiden bentrok di Abepura, ledakan di Depo Pertamina Biak dan penemuan bom rakitan di tempat sampah.

Widodo mengatakan bahwa tidak ditemukan indikasi sabotase dalam kasus di Depo Pertamina Biak.

Sementara itu Sri Mulyani melaporkan perkembangan ekonomi nasional. Ia melaporkan kepada Presiden, indikator dan monitor ekonomi 2009 untuk kuartal pertama dari komponen pertumbuhan, neraca pembayaran hingga penerimaan pajak.

Menurutnya, sekalipun estimasi pertumbuhan kuartal pertama turun dibandingkan rata-rata yang diatas enam persen namun estimasi pemerintah yaitu 4,3-4,8 persen masih di atas estimasi lembaga-lembaga keuangan dunia.

Sri Mulyani menambahkan bahwa pada Senin (13/4) akan dilakukan pembahasan RKP 2010.

Terkait dengan kegagalan pelaksanaan KTTB ASEAN+3 dan Asia Timur, Presiden, lanjut dia, meminta agar terus dipelihara komunikasi terutama dengan negara-negara ASEAN+3 untuk merumuskan kebijakan keuangan guna mengatasi krisis global yang telah dibahas di tingkat Menkeu ASEAN+3.

Sri Mulyani juga melaporkan persiapan pelaksanaan pertemuan ADB di Bali yang akan dihadiri 3.000 orang dari negara-negara di kawasan.

Presiden Yudhoyono memanggil kedua Menko tersebut setelah pukul 19.00 WIB. Kedua Menko baru memberikan keterangan pada pukul 22.05 WIB.

Sementara itu semenjak pagi, puluhan wartawan telah menanti di halaman kediaman pribadi Presiden setelah sebelumnya tersiar isu bahwa Presiden Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat akan bertemu dengan Ketua Umum Golar Jusuf Kalla.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009