Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) membutuhkan relawan untuk membantu menangani masyarakat yang terpapar virus corona (COVID-19) karena saat ini rumah sakit-rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan mulai kewalahan.
Sejak Jumat (20/3), Malang Raya ditetapkan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai zona merah (red zone) persebaran COVID-19. Beberapa rumah sakit yang digunakan sebagai rumah sakit rujukan penanganan kasus COVID-19 mulai kewalahan, termasuk RSU UMM.
"Melihat kondisi ini, kami membuka ruang bagi relawan untuk membantu menangani pandemi COVID-19. Nantinya, mereka akan ditempatkan di media center, tim kreatif, pembuatan 'hand sanitizer', pembuatan sabun cuci tangan, administrasi, konsultasi, logistik dan masih banyak lagi," kata Koordinator Tim Tanggap COVID-19 RSU UMM, Thontowi Djauhari, Selasa.
Baca juga: UMM bagikan cairan pembersih tangan, karya mahasiswa
Setelah terjaring melalui seleksi, para relawan akan lebih dulu dilatih dasar tentang Alat Perlindungan Diri (APD), pengetahuan tentang COVID-19 yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing. Rekrutmen terbuka ini diperuntukkan bagi mahasiswa aktif UMM, baik laki-laki maupun perempuan.
"Prosedur tetap (protap)-nya, mereka akan bertugas selam dua pekan dan akan istirahat satu pekan," kata Thontowi.
Sebelumnya UMM juga telah membuka layanan call center COVID-19. Layanan ini memberikan kemudahan bagi masyarakat umum untuk mengetahui perkembangan dan informasi mengenai virus yang terdeteksi awal di Wuhan, China tersebut.
"Call Center COVID-19 RSU UMM memiliki dua saluran informasi, yaitu Call Center dan Pengiriman Pesan, baik melalui WhatsApp maupun melalui telepon seluler biasa," ujar Thontowi.
Selain menyediakan Call Center, RSU UMM juga menyediakan deteksi dini COVID-19 dalam jaringan ("online") melalui alamat domain website hospital.umm.ac.id/covid.
Baca juga: RSU UMM buka layanan "Call Center" COVID-19
Sejak diluncurkan 18 Maret 2020, deteksi dini COVID-19 online ini telah diakses hampir 500.000 kali (update 23 Maret 2020). Deteksi dini online ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan langsung diketahui hasilnya.
Anda sebagai user (pengguna) tinggal menjawab beberapa pertanyaan dan hasil jawaban akan dianalisis secara online untuk menduga status termasuk dalam kategori: sehat/bebas COVID-19, ODP (Orang Dalam Pemantauan) atau PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
"Jika anda termasuk kategori ODP atau PDP, jangan panik, konfirmasi dulu ke Call Center COVID-19," ungkap Thontowi.
Selain itu, lewat Unit Pelayanan Teknis Bimbingan Konseling (UPT BK), UMM juga memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat yang memiliki kecemasan berlebih akibat COVID-19.
Jika biasanya pelayanan dilakukan secara tatap muka atau pertemuan langsung. Konseling diberikan secara online dengan memanfaatkan platform berbagai media sosial yang ada.
Baca juga: UMM apresiasi "influencer" jadi mahasiswa baru tanpa tes
Baca juga: Yurianto: Rapid test hanya periksa antibodi bukan virus COVID-19
Baca juga: Presiden tekankan Indonesia bangsa petarung dan dapat hadapi COVID-19
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020