Jakarta (ANTARA News) - Emir Soendoro, dokter speasialis bedah tulang (orthopredi) RSCM di Jakarta, Minggu, mendeklarasikan diri siap menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden (pilpres), Juli 2009.
Dr Emir Soendoro, SpBO mendeklarasikan dirinya sebagai bakal cawapres di hadapan ratusan tamu dan undangan di kediamannya di Jalan Imam Bonjol, Jakarta itu mengklaim didukung oleh sejumlah organsasi profesi dam kemasyarakatan seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Asosiasi Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Seluruh Indonesia (APEPSI).
Emir mengaku bahwa pihaknya tidak akan mundur dari pendiriannya sebagai bakal cawapres, meski hingga kini belum ada komunikasi resmi dari parpol peserta Pemilu 2009.
Meski demikian, ia mengklaim sudah ada beberapa pimpinan parpol yang intens mengadakan pertemuan informal, dalam rangka menyamakan langkah masa depan bangsa.
Dalam kesempatan itu, dirinya tidak mempersoalkan siapapun bakal capres yang akan meminangnya, sebagai pendamping di pemerintahan periode 2009-2014.
"Siapa pun capresnya, saya siap demi tugas negara. Tapi dengan syarat, saya sebagai wapres diberikan kewenangan membenahi masalah kesejahteraan masyarakat," kata Emir.
Alasan pendeklarasiannya, katanya, karena terbebani untuk membenahi persoalan masyarakat, karena selalu mendengar keluhan pasien. Apalagi, sebagian besar pasien yang ditanganinya berasal dari kelompok masyarakat miskin.
"Target saya tetap sebagai cawapres dan bukan menteri atau pimpinan BUMN. Saya menilai peran wapres Indonesia selama ini kurang berfungsi optimal," katanya.
Ia mengungkapkan, sudah saatnya fungsi kerja wapres mendatang lebih aktif memperhatikan kondisi dalam negeri, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan. Apalagi hingga saat ini, peran PT Jamsostek yang seharusnya untuk kesejahteraan seluruh masyarakat, ternyata belum optimal dilaksanakan karena berstatus PT yang dituntut negara untuk mencari keuntungan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009