Perbankan juga harus tetap buka, namun tidak berarti rugi juga

Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa perusahaan pelat merah berkomitmen tetap memberikan pelayanan ke masyarakat dan siap rugi di tengah wabah COVID-19.

"Pada saat-saat ini, BUMN seperti Angkasa Pura, Kereta Api Indonesia harus siap rugi karena harus melayani masyarakat," ujar Menteri Erick melalui video konferensi di Jakarta, Selasa.

Baca juga: KAI batalkan 19 perjalanan dukung "social distancing"

Ia menambahkan BUMN perbankan juga harus tetap membuka layanannya. Bank BUMN nantinya dapat berperan untuk menyalurkan bantuan dari pemerintah ke masyarakat.

"Perbankan juga harus tetap buka, namun tidak berarti rugi juga. BUMN perbankan bisa jadi tempat penyaluran langsung ke rakyat, apalagi ke depan ada program BLT (bantuan langsung tunai), Telkom juga akan dilibatkan," terangnya

Erick menegaskan BUMN akan tetap beroperasi dan melayani masyarakat, begitu pun dengan kementerian.

"Kita tidak tutup tapi memang sekarang seperti kementerian pun sekarang sudah tinggal 15%, bukan berarti tidak bekerja. Buktinya hari ini saya masuk kantor padahal giliran hari ini saya WFH, cuma kita lakukan hal-hal terbaik yang bisa kita lakukan," ujarnya.

"Kita tidak tutup, seperti di Kementerian pun saat ini kita tinggal 15 persen, bukan berarti kita tidak bekerja. Buktinya, saya hari ini masih masuk kantor, padahal mestinya hari ini gilirannya saya 'work from home'. Kita melakukan hal-hal yang bisa kita lakukan yang terbaik," ucapnya.

Erick juga mengatakan bahwa BUMN sudah mendistribusikan sebanyak 4,6 juta masker yang diproduksi oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI. "Masker itu sudah kita distribusikan oleh Kimia Farma dan akan dibuat lagi oleh RNI, April 2020," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, BUMN farmasi juga memproduksi obat Chloroquine. Saat ini sudah tersedia untuk membantu penyembuhan pasien virus corona (Covid-19).

"Alhamdulillah sudah ada stok-nya di dalam negeri dan sebagian besar dibuat oleh kita. Untuk APD (alat perlindungan diri), BUMN tidak buat APD. Kita Tidak punya perusahaan yg buat APD," paparnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, Kementerian BUMN mengapresiasi adanya penyaluran bantuan APD untuk para tenaga medis, salah satunya dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

"Tentu apa yang bapak-bapak (Kadin dan perwakilan pengusaha) kontribusikan, kerjasamakan seperti tes kit, APD, ini sangat diperlukan. Karena memang perusahaan BUMN tidak membuat, jadi makin banyak yang membantu makin baik," kata Erick.

Baca juga: Kementerian BUMN akan kirim alat laboratorium COVID-19 ke 10 provinsi
Baca juga: PT KAI kembalikan biaya tiket penumpang

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020