Ranchi, India (ANTARA News) - Pemberontak Maois membunuh lima polisi dan melukai tiga polisi lainnya di India timur Sabtu, beberapa jam sebelum pemimpin partai Kongres yang berkuasa akan berpidato dalam kampanye.
Pemberontak Maois, yang menyerukan pemboikotan terhadap pemilihan umum di negara bagian Jharkhand, telah meningkatkan serangan mereka menjelang pemilu yang akan mulai pekan depan.
"Dalam serangan Maois itu, lima personil CRPF (Pasukan Polisi Cadangan Pusat) tewas dan tiga yang lain terluka," kata Satya Narayan Pradhan, seorang jurubicara polisi di negara bagian Jharkhan.
Serangan itu di distrik Khuti yang berhutan, 10 Km dari tempat pemimpin partai Kongres Sonia Gandhi akan berpidato pada rapat umum tersebut, katanya.
Kampanye itu ditunda dua jam tapi diteruskan, ia mengatakan.
Pemberontak Maois, yang mengatakan mereka berperang untuk hak-hak petani miskin dan buruh tanpa tanah, telah meningkatkan serangan brutal mereka di negara-negara bagian di India timur dan tengah menjelang pemilihan umum dan memerintahkan orang untuk memboikot pemilihan.
Di negara bagian Jharkhan, mereka telah meledakkan kantor pemerintah dan sekolah, yang sering digunakan saat pemilihan, serta membakar kantor para calon dalam beberapa pekan belakangan ini.
Ribuan orang telah tewas dalam pemberontakan Maois yang dimulai akhir 1960-an, dan yang Perdana Menteri Manmohan Singh lukiskan sebagai salah satu ancaman terberat bagi keamanan dalam negeri India.
Di tempat lainnya, di India tengah, pemberontak Maois bersenjata berat telah menyerang pasukan keamanan, yang menewaskan 10 polisi.
Lebih dari 125 pemberontak Maois bersenjata AK-47 menyerang sekelompok polisi yang sedang berpatroli di daerah berhutan Chintagufa, sekitar 145 Km di selatan Raipur, ibukota negara bagian Chhattisgarh, kata Rahul Sharma, inspektur polisi setempat.
"Sepuluh anggota polisi cadangan pusat (CRPF), termasuk wakil komandannya, tewas dan delapan orang yang lain terluka karena tembakan dalam pertempuran yang berlangsung selama tiga jam itu."(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009