Pernyataan keprihatinan itu disampaikan keduanya usai pertemuan di kediaman Megawati di Jl Teuku Umar Jakarta Pusat, Sabtu siang, yang berlangsung sekitar satu setengah jam.
"Kami berdua prihatin atas pelaksanaan pemilu kemarin yang seharusnya lebih baik dari Pemilu 2004, ternyata justru banyak pengaduan dan ketidakpuasan dari masyarakat," kata Megawati dalam keterangan pers usai pertemuan itu.
Menurut Megawati, banyak masyarakat yang sebenarnya ingin ikut dalam proses pemilu tapi tidak bisa mengikutinya karena tidak tercantum dalam DPT.
Sementara itu, Prabowo Subianto mengatakan, dirinya bersama Megawati akan membuat pernyataan sikap bersama menyikapi pelaksanaan pemilu yang kurang baik dan merugikan hak politik warga negara.
"Pernyataan sikap sedang dirumuskan di antara Sekjen kami sebagai suatu masukan," kata Prabowo..
Prabowo bahkan memperkirakan, ada 115 juta pemilih yang tidak bisa memberikan hak suaranya akibat ketidakberesan pendaftaran pemilih. "Ini semua gara-gara penyelenggaranya yang `gak benar," katanya.
Prabowo menambahkan, pertemuan lebih intensif dengan PDIP akan terus dilakukan karena kedua parpol tersebut mempunyai visi dan nilai yang sama mengenai semangat kebangsaan.
Namun, untuk membicarakan koalisi, lanjut Prabowo, masih belum diputuskan karena masih menunggu beberapa pembicaraan lebih lanjut.
Megawati juga mengatakan, selain bertemu dengan Prabowo, ia juga telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto pada Jumat (10/4) malam. Selanjutnya, katanya, PDIP juga akan melakukan pertemuan dengan sejumlah parpol lain terutama membicarakan soal pelaksanaan Pemilu 9 April 2009.
Mengenai kemungkinan melakukan gugatan hukum terhadap KPU dan pemerintah, Megawati mengatakan, hal itu sedang dirumuskan, sambil menunggu perkembangan hasil pemilu dalam beberapa hari ke depan.
Sedangkan soal kemungkinan berduet dengan Prbaowo pada pemilihan presiden (pilpres) mendatang, Megawati mengatakan, kemungkinan itu selalu terbuka karena sudah dibicarakan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP beberapa waktu lalu.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009