"Quick count tidak bisa menjadi patokan. Itu tidak ada dasar legalitas hukumnya, hanya hasil survei saja," kata Megawati usai bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar Jakarta, Sabtu.
Menurut Megawati, yang seharusnya menjadi patokan dalam menentukan hasil pemilu adalah keputusan dari KPU, yang sayangnya sangat memprihatinkan kinerjanya dalam pelaksanaan pemilu ini.
"Kita tunggu bagaimana KPU memutuskannya, namun menurut kami justru proses sekarang ini sangat memprihatinkan," kata Megawati.
Sementara itu, hasil final hitung cepat Pemilu dari LP3ES, Sabtu sampai pukul 10:17 WIB, menunjukkan Partai Demokrat di posisi pertama dengan 19,6 persen total suara pemilih, sedangkan Golkar di tempat kedua dengan 14,9 persen bersaing ketat dengan PDI Perjuangan 14,5 persen.
PKS menurut hitungan LP3ES berada diurutan empat dengan 7,6 persen, diikuti PAN 5,7 persen, PKB 5,5 persen, PPP 5,2 persen, Gerindra 4,5 persen dan Hanura 3,7 persen.
Data final LP3ES itu diterima dari 1.920 TPS atau 96 persen dari 2.000 sampel TPS yang dipantau. Penghitungan cepat yang dilakukan LP3ES menggunakan metodologi yang sudah diterima secara internasional dan terbukti akurasinya lebih dari dua dekade terakhir ini.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Ada unsur politik yang dibeli - beli, kemungkinan dari negara besar misalnya : AMERIKA SERIKAT
Jadi menurut saya ibu Megawati tidak perlu bingung dan berkecil hati.