"Kami ingin para TKI merasa nyaman dan aman saat pulang kampung sehingga ditempuh upaya pengawalan hingga tiba di daerah asalnya," kata Kepala Administrasi dan Urusan Pekerja Perkebunan Luar Negeri Divisi Agribisnis Sime Darby Plantation, Zarif Zainul di Mataram, Sabtu dini hari.
Zarif ikut mengawal 80 orang TKI asal Pulau Lombok yang pulang kampung dan tiba di Bandara Selaparang Mataram, Jumat (10/4) tengah malam.
Sebanyak 80 orang TKI itu berasal dari Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat dan Lombok Tengah yang bekerja di perkebunan kelapa sawit milik Sime Darby Plantation Sdn Bhd di Malaysia Barat, sejak dua hingga tiga tahun lalu.
Puluhan TKI asal Lombok yang pulang kampung untuk menjalani masa cuti itu dikawal dari lokasi perkebunan hingga tiba di Bandara Selaparang Mataram.
Ratusan orang sanak keluarga para TKI itu ikut menjemput para "pahlawan devisa" tersebut di Bandara Selaparang yang tiba dengan pesawat Garuda Indonesia Airlines dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.
Para TKI itu diberangkatkan ke lokasi perkebunan kelapa sawit di Malaysia Barat oleh Perusahaan Pengerah Jasa TKI (PPJTKI) atau yang kini disebut Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) PT Cipta Rezeki Utama selaku mitra kerja Sime Darby Plantation.
Sime Darby merupakan perusahaan korporasi perkebunan Malaysia yang sudah mulai melakukan kegiatan pemuliaan tanaman kelapa sawit sejak tahun 1924 dan sudah mampu menghasilkan benih sawit (kecambah).
Perusahaan yang juga sudah mempunyai fasilitas penelitian yaitu MRC (Minamas Research Centre) di Teluk Siak, Provinsi Riau itu, berencana membangun kebun benih sawit di Indonesia.
Zarif mengatakan, pihaknya menempuh terobosan baru pengawalan terhadap TKI yang pulang kampung itu agar memberi rasa aman dan nyaman terhadap para TKI dan sanak keluarganya yang menunggu di kampung halaman.
"Setiap TKI yang hendak pulang kampung kami fasilitasi sarana transportasinya dari lokasi perkebunan ke one stop center (lokasi penampungan) kemudian berangkatkan ke negara asalnya namun selalu dalam pengawalan hingga tiba di bandara daerah asal seperti di Bandara Selaparang Mataram," ujarnya.
Menurut dia, program pengawalan terhadap para TKI asal Pulau Lombok yang pulau kampung itu, sudah dilakukan sejak Juli 2008 dan akan terus dilakukan hingga masa mendatang.
Ia berharap upaya pengawalan para TKI asal Lombok itu dapat memberi rasa aman dan nyaman terhadap para "pahlawan devisa" yang pulang kampung beserta beragam barang bawaannya.
Sementara Direktur PT Cipta Rezeki Utama Edy Sopyan mengatakan, demi kelancaran proses pengawalan para TKI yang pulang kampung diberi baju seragam khusus.
"Maksudnya agar mudah dikenali sanak keluarganya yang menunggu di Bandara Selaparang ketika para TKI yang pulang kampung itu keluar dari ruang kedatangan bandara," ujarnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009