kemungkinan besar pasien ini juga mengalami pecah pembuluh darah di otakKuala Kapuas (ANTARA) - Seorang tamu asal Jakarta yang tengah melakukan kunjungan ke Mapolres Kapuas, Kalimantan Tengah, dikabarkan tiba-tiba jatuh pingsan dan kemudian meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, Senin siang.
“Pasien datang dalam penurunan kesadaran, dengan tensi yang sangat tinggi sekali, suhu juga tinggi demam. Karena pasien dalam keadaan tidak sadar, sehingga tidak bisa diketahui riwayat apakah ada gejala batuk plek sebelumnya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, dr Tri Setyautami, saat menyampaikan laporannya kepada Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat, dalam rapat dadakan terkait hal tersebut, di Aula Kantor Bappeda Kapuas, Senin.
Setelah itu, kata dia, tim rumah sakit yang mengetahui riwayat pasien tersebut berasal dari Jakarta, lalu mengambil langkah untuk melakukan rontgen dada terhadap pasien yang berjenis kelamin laki-laki tersebut.
Ternyata gambarannya adalah radang paruh atau prokopneumonia. Karena itulah pasien ini riwayat dari Jakarta dan gambaran rontgen paruh prokopneumonia, maka pasien ini dikatagorikan sebagai PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Baca juga: Pasien dalam pengawasan terkait COVID-19 di Kalteng 22 orang
Baca juga: Buruh tak bekerja terkait COVID-19 di Kalteng tetap terima upah
“Meskipun demikian, tadi saya sudah konfirmasi dengan dokter penyakit dalam bahwa untuk penurunan kesadaran yang tiba-tiba ini bukan kaitannya dengan COVID-19, terlepas dari pasien ini COVID atau bukan. Penurunan kesadaran dengan tiba-tiba itu lebih disebabkan karena kemungkinan besar pasien ini juga mengalami pecah pembuluh darah di otak akibat stroke karena tensi yang demikian tinggi,” jelas dia.
Direktur RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas dr Agus Waluyo menambahkan bahwa hasil diagnosa dari pasien ini ada dua yakni stroke hemoregik dan PDP karena pasien berasal dari daerah Jakarta Selatan.
“Tadi kita sudah konfirmasi dengan pihak keluarga, bahwa pihak keluarga memang menyerahkan kalau memang harus dimakamkan di sini (Kapuas), itupun dengan ketentuan-ketentuan. Nanti yang mengangkat jenazahnya itu, sudah harus memakai baju astronot itu,” kata Agus Waluyo.
Sementara itu, Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui jelas kedatangan tamu pihak Polres Kapuas ini datang ke Kabupaten Kapuas. Karena dirinya hingga saat ini belum bertemu secara langsung dengan Kapolres Kapuas.
Baca juga: Pemprov Kalteng siapkan Rp50 miliar untuk pencegahan COVID-19
Baca juga: Kalteng lakukan pengawasan enam pasien terkait Covid-19
“Karena ini sudah meninggal di rumah sakit, supaya ini cepat-cepat diambil langkah. Kalau ini memang ada tanda-tanda mengarah ke virus corona, agar cepat-cepat dimakamkan. Dan keputusan kita, kalau perlu malam ini juga dimakamkan yang jauh dari kota yang masih belum dipakai," kata Bupati Ben Brahim S Bahat.
Sementara dari informasi yang dihimpun, tamu yang berkunjung ke Polres Kapuas yang berjumlah tiga orang tersebut belum diketahui kedatangan mereka dalam rangka apa. Sebab, terkait hal tersebut pihak Polres Kapuas belum dapat memberikan keterangan kepada wartawan.
Pantauan di lapangan, setelah kejadian tersebut Tim Satgas COVID-19 Kabupaten Kapuas, langsung bergerak cepat melakukan penyemprotan disinfektan di Kantor Polres Kapuas. Dan kemudian, menggelar rapat dadakan yang dipimpin langsung oleh Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat di dampingi Wakil Bupati Kapuas Muhammad Nafiah Ibnor dan dihadiri Kepala Satuan Organisasi Perangkat Daerah setempat.
Baca juga: Dinkes: Tiga warga Barito Timur Kalteng masuk karantina di Natuna
Baca juga: Jumlah ODP corona di Kabupaten Kapuas Hulu meningkat jadi 28 orang
Baca juga: Seorang mahasiswi Kapuas Hulu suspect COVID-19 dirawat di Sintang
Pewarta: Kasriadi/All IKhwan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020