Timika (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Mimika, Papua Dr Leonard Pardede meminta warga yang baru datang dari luar wilayah itu terutama dari daerah yang telah terjangkit virus corona (COVID-19) untuk melakukan isolasi diri selama 14 hari sebelum bertemu orang lain.
"Mereka yang baru datang dari luar Timika, cukup 14 hari saja mereka mengisolasi diri. Tanpa ada isolasi diri, kita tidak akan bisa menangkal epidemi ini," kata Leonard di Timika, Senin.
Ia mengatakan upaya mencegah penularan wabah virus corona membutuhkan keterlibatan dan disiplin bersama seluruh warga, tidak bisa dilakukan hanya oleh sebagian orang.
Baca juga: Teluk Wondama alokasikan Rp1,6 miliar tangani COVID-19
"Kita tidak tahu virus itu ada di mana. Penularannya melalui batuk atau juga bisa dengan sentuhan. Kita memegang sesuatu barang yang sudah terkontaminasi COVID lalu memegang hidung atau mulut atau mata maka virus itu masuk ke dalam tubuh kita dan berkembang biak. Kalau daya tahan tubuh kita kuat dan belum menunjukkan gejala sakit, kita bisa menularkan virus itu kepada orang lain," ujar Leonard yang juga merupakan Direktur Rumah Sakit Kasih Herlina Timika itu.
Guna mencegah penularan wabah virus corona di Timika, para dokter yang tergabung dalam wadah IDI Mimika bersama jajaran terkait dalam Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Mimika pada Senin pagi melakukan sosialisasi kepada para penumpang di Bandara Mozes Kilangin Timika.
Menurut Leonard, kelompok berisiko tinggi yang berpotensi meninggal dunia akibat serangan virus corona terutama orang yang telah berusia di atas 60 tahun dengan kondisi daya tahan tubuh yang kurang. Selain itu, mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, hati, paru-paru, kencing manis, ginjal, atau Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).
"Mari bersama-sama kita mencegah pandemi ini, tanpa bersama-sama kita tidak akan bisa. Jaga jarak dengan orang lain minimal satu meter, isolasi diri bagi yang baru datang. Jaga kesehatan dengan mengonsumsi vitamin c, meminum air hangat dua hingga tiga liter per hari. Boleh beraktivitas ke luar rumah, tapi harus tetap menjaga jarak dengan orang lain," ujarnya.
Baca juga: Raja Ampat tutup seluruh destinasi cegah penyebaran Corona
Selain di Bandara Timika, kegiatan sosialisasi serupa juga diberikan kepada para penumpang kapal di Pelabuhan Pomako dan berbagai fasilitas umum di Kota Timika.
Menyinggung tentang sarana dan prasarana alat pelindung diri (ADP) bagi petugas medis yang menangani pasien terpapar COVID-19 di Mimika, Leonard mengatakan jumlahnya masih sangat minim.
"Informasi terakhir yang saya dapatkan ADP itu sudah ada tapi masih minim. Kalaupun nanti ada kasus di Timika, semua pasien akan dikirim ke RSUD Mimika untuk perawatannya," ujarnya.
Baca juga: Destinasi wisata Piaynemo Raja Ampat ditutup
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Mimika Reynold Ubra di Timika mengatakan APD dan peralatan untuk melakukan tes sedang dalam pengiriman ke Timika.
"Kalau tidak ada halangan dalam waktu satu dua hari ke depan sarana dan prasarana itu sudah tiba di Timika. Kami akan melakukan tes secara mandiri untuk mendeteksi antigen, bukan antibody," kata Reynold.
Selain Dinkes Mimika, peralatan APD baik berupa baju pelindung seluruh badan maupun pelindung kaki juga telah dimiliki oleh RSUD Mimika sebanyak 100 unit.
Kabupaten Mimika sendiri menyiapkan empat fasilitas kesehatan untuk menangani pasien terpapar COVID-19, yaitu Rumah Sakit Tembagapura yang dikelola oleh AEA, Klinik Kuala Kencana, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika dan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) milik Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Baca juga: ACT salurkan APD untuk tenaga medis COVID-19
Baca juga: Warga China dominan perpanjang izin tinggal darurat di Bali
Baca juga: Cegah corona, asosiasi pemulung desak pemerintah lindungi warga TPST
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020