Bogor (ANTARA News) - Setelah untuk sementara meraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif berdasarkan metode perhitungan cepat, Partai Demokrat menegaskan keinginannya untuk membangun koalisi berdasarkan piagam politik.

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya Puri Cikeas, Bogor, Jumat, berharap ada piagam tertulis koalisi yang dapat dipertanggungjawabkan dan dijelaskan kepada publik.

"Belajar dari pengalaman koalisi yang sekarang, utamanya yang di parlemen dan juga di pemerintahan, memang koalisi yang akan datang harus betul-betul rules based (berdasarkan aturan atau kontrak, red) . Kontrak politiknya juga harus jelas," tuturnya.

Dengan demikian, Yudhoyono berharap masyarakat juga dapat ikut mengontrol kesepakatan partai-partai politik dalam membangun pemerintahan selama lima tahun mendatang.

"Rakyat kita ini jangan dikira tidak paham tentang etika dan etiket berkoalisi," ujarnya.

Menurut Yudhoyono, kepentingan Partai Demokrat saat ini adalah satu, yaitu membangun pemerintahan efektif yang berhubungan sehat dengan parlemen.

Selain itu, ia berharap adanya komunikasi sehat di antara koalisi serta kebersamaan dalam menjalankan pemerintahan.

Hantaman menteri

Ia berharap tidak ada kejadian seorang menteri yang bergabung dalam kabinetnya sendiri mengkritik kebijakan pemerintah serta ada partai politik yang tiba-tiba mengusulkan pergantian menterinya di pertengahan jalan.

Yudhoyono mengakui masih terdapat kekurangan dalam 4,5 tahun koalisi pemerintahan yang masih berlangsung hingga saat ini.

"Hal-hal tidak pas, selalu saja ada karena dulu memang kebersamaan kami tidak dalam format yang betul-betul tersepakati dengan baik," katanya.

Karena itu, lanjut dia, koalisi ke depan harus berdasarkan aturan serta kontrak politik yang jelas untuk menghindari benturan dalam kabinet.

"Misalnya, apa tepat seorang menteri berangkat dari koalisi menghantami kebijakan pemerintah yang dia juga masih ada dalam pemerintah. Di negara mana pun mestinya he must be out. Ini harus jelas nanti, rakyat juga inginkan kejelasan seperti itu," tuturnya.

Yudhoyono mengatakan saat ini Partai Demokrat sedang menggodok klausul-klausul yang tertuang dalam piagam koalisi.

"Sedang kami susun. Banyak yang kita telaah dengan logika dan nalar sehat," ujarnya.

Yudhoyono mengatakan, saat ini Partai Demokrat sedang mengintensifkan komunikasi dengan partai-partai politik lain dan terbuka terhadap ajakan semua partai untuk berkoalisi.

Namun, lanjut dia, Partai Demokrat akan menghormati sikap partai politik lain yang sudah menyatakan tidak akan berkomunikasi dengan Partai Demokrat.

Meski demikian, Yudhoyono belum menyebutkan partai politik yang akan diajak berkoalisi karena masih menunggu pengumuman resmi hasil Pemilu Legislatif dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Sampai sekarang kita belum tahu parpol-parpol mana yang akan memiliki kursi atau perwakilan di DPR. Bisa saja dari quick count yang ada mungkin sembilan sampai 10 parpol yang diperkirakan akan berada di DPR. Jadi kalau itu belum jelas, saya belum bisa menentukan begitu saja," tuturnya.

Ia hanya mengatakan, Partai Demokrat ingin berkoalisi dengan partai mana pun, berdasarkan ideologi apa pun, yang memiliki niat menyukseskan kehidupan bernegara dan menjamin jalannya pemerintahan selama lima tahun mendatang.

"Itu bagi saya layak gabung dalam koalisi itu, dari ideologi mana pun, semua punya niat yang tinggi kemudian betul-betul cocok dalam kebersamaan nanti. Apalagi, kalau di waktu yang lalu sudah teruji juga efektivitasnya," demikian Yudhoyono. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009