Batam (ANTARA News) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengindikasikan penggelembungan suara pada perhitungan suara Pemilu Legislatif 2009 di Batam.
"Saksi kami tidak ada yang mendapat salinan form C1. Ini indikasi penggelembungan suara seperti terjadi dalam Pemilu 2004," kata Badan Pemenangan Pemilu Dewan Pengurus Daerah PKS Batam Prijanto Rabbani di Batam, Jumat.
Ia menyatakan, seluruh saksi PKS di semua TPS di Batam tidak mendapat salinan form C1, yang berisi rekapitulasi hasil penghitungan suara calon legislator tiap partai, oleh kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
"Akan mudah bagi pihak tertentu untuk memanipulasi, seperti terjadi pada Pemilu 2004," lanjutnya.
PKS enyayangkan sikap KPU Batam yang melegalkan penundaan penyeraan form C2, bahkan memberuat surat edaran yang membolehkan penundaan penerahan form C1.
"Kami sudah mencoba menghubungi KPU, tapi mereka seakan menghindar. Ketuanya, tiba-tiba juga tidak dapat dihubungi," kata dia.
Senada dengan Prijanto, Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP Ruslan Kasbulatov memenduga ada upaya penggelembungan suara.
"Ada indikasai ke arah sana. pemilu kali ini yang terburuk di seluruh dunia," kata dia.
Saksi PDIP menemukan beberapa orang yang dimobilisasi pihak tertentu untuk memilih di sebuah TPS, meski namanya tidak terdapat dalam DPT sebagai indikasinya ada permainan suara dalam pemilu sekarang.
PDIP juga mensinyalir serangan fajar lewat pemberian uang menjelang pemilihan berlangsung.
"Ada yang mengaku diberi Rp50-Rp100 ribu, tapi ia tidak mau dijadikan saksi, takut," kata dia. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009