Pasien ini merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan status pasien ini positif COVID-19. Ini sesuai hasil laboratorium yang dikirim ke Balitbangkes Kemenkes Jakarta yang dikirim pada tanggal 18 Maret 2020 dan hasilnya diperoleh pada 23 Maret siang
Ternate (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Maluku Utara (Malut) menyatakan seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesoerie Ternate dinyatakan positif terjangkit virus COVID-19.
"Pasien positif ini merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan status pasien ini positif COVID-19. Ini sesuai hasil laboratorium yang dikirim ke Balitbangkes Kemenkes Jakarta yang dikirim pada tanggal 18 Maret 2020 dan hasilnya diperoleh pada 23 Maret siang tadi," kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Malut dr Rosita Alkatiri di Ternate, Senin.
Bahkan, saat pengambilan spesimen pasien positif COVID-19 tersebut pada tanggal 18 Maret merupakan masa inkubasi, tapi tetap dilakukan pemantauan.
Kendati demikian, kata Rosita, pasien yang terkonfirmasi positif tidak menimbulkan gejala yang berat dan menjalani isolasi dengan perawatan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam upaya memberikan kualitas hidup pasien dengan beraktivitas sehari-hari dengan membatasi diri.
Bahkan, upaya-upaya pasien diisolasi dengan melakukan pemeriksaan untuk satu pasien minimal empat kali, pasien bahkan dalam kondisi sangat sehat karena melewati masa pemulihan,
Selain itu, kata dia, saat ini untuk isolasi diri sendiri ada sebanyak 309 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) tujuh orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) lima orang dan satu orang positif COVID-19 satu orang,
Menurut dia, untuk isolasi diri diharuskan bagi warga yang baru datang dari daerah terinfeksi COVID-19
Ia menjelaskan isolasi diri sendiri terbanyak di Kota Ternate sebanyak 119 orang, Tidore Kepulauan 111 orang, Halmahera Barat 48 orang dan Hamahera Tengah 12 orang.
Oleh karena itu, kata Rosita, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menyatakan Gubernur Malut berharap agar bupati/wali kota untuk bersama-sama mengantisipasi mewabahnya virus mematikan itu.
"Pemprov Malut telah mengadakan alat pelindung diri (APD) melalui dana dana tidak terduga (DTT) untuk kebutuhan sebulan, sehingga dipastikan tidak ada kekurangan, bahkan untuk ruangan telah dipikirkan untuk mengantisipasi adanya PDP yang akan diisolasi," kata Rosita Alkatiri.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Pemprov Malut dr Idhar Sidi Umar menyatakan meskinpasien dinyatakan positif tetapi tetap harus menunggu laporan dari pusat.
Pasien yang dinyatakan positif itu setiap hari menjalani pemeriksaan dua kali sehari sehingga tidak ada masalah. Keluarga positif COVID-19 sebanyak dua orang juga telah menjadi pemeriksan diri
"Kami harapkan masyarakat tidak panik. Sangat diharapkan pasien ini merupakan yang terakhir di Malut terinfeksi COVID-19. Rata-rata 90 persen yang meninggal adalah pasien usia rentan," kata Idhar Sidi Umar didampingi Karo Humas Pemprov Malut Muliadi Tutupoho dan Sekretaris BPBD Malut Ali Yau
Dia mengajak masyarakat menjaga kebersihan, menjaga jarak sosial, menjauhi kerumunan sehingga terhindar dari tertular COVID-19.
"Saya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada dengan cara melindungi diri dengan berdiam diri di rumah, serta hindari berbagai pemberitaan yang tidak benar sumbernya," katanya.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 jadi 579 di Indonesia, 49 meninggal
Baca juga: Tangani dampak COVID-19, Maluku Utara sediakan anggaran Rp4 miliar
Baca juga: Uskup Diosis Amboina tiadakan misa di Maluku-Malut
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020