Segala kontraksi yang terjadi di hilir akan memberikan dampak langsung kepada kami yang beroperasi di hulu

Jakarta (ANTARA) - Pelaku industri tekstil dari hulu hingga ke hilir diperkuat di tengah mewabahnya COVID-19, karena di Indonesia telah terbangun integrasi dari hulu perrokimia, serat, benang, kain, garmen, hingga pakaian jadi.

“Segala kontraksi yang terjadi di hilir akan memberikan dampak langsung kepada kami yang beroperasi di hulu. Maka dari itu perbaikan yang tepat pada operasi industri hilir akan berdampak baik bagi kami di hulu,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta lewat konferensi video di Jakarta, Senin.

Redma memaparkan, sektor hulu beroperasi dengan proses berkelanjutan selama 24 jam di mana penghentian produksi tidak hanya akan menimbulkan kerugian produksi tapi juga akan menimbulkan penambahan biaya yang signifikan untuk restart operasi.

“Maka dari itu kami memohon agar perusahaan tetap diizinkan beroperasi dengan syarat,” ungkap Redma.

Adapun persyaratan tersebut yaitu melakukan kewajiban tindakan preventif penyebaran COVID-19 dan memiliki rencana aksi dan kontingensi apabila terdapat kasus positif pada lokasi operasi.

Ia melanjutkan, saat ini industri tidak memiliki kemampuan untuk melakukan stok besar-besaran karena kapasitas, karena rencana produksi serta kemampuan gudang telah dirancang mengikuti skenario berjalannya ranti suplai industri.

Dengan kontraksi pasar saat ini, tambah Redma, diperlukan relaksasi pembayaran sejumlah komitmen yang pada awalnya disepakati dengan menggunakan asumsi pasar normal.

Relaksasi tersebut mencakup penjadwalan ulang pembayaran tagihan perbankan yang bersifat universal (tidak dibatasi dengan jumlah kredit tertentu).

Selain itu, penjadwalan ulang skema pembayaran energi (PLN dan PGN) dengan cicilan untuk tagihan pemakaian Maret, April dan Mei.

APSyFI meminta pemberian insentif dukungan modal kerja untuk mempertahankan produksi dan menjaga tenaga kerja.

“Kerjasama semua pihak sangat dibutuhkan agar kita dapat bersama-sama terbebas dari cobaan pandemic COVID 19 ini,” ungkap Redma.

APSyFI, tambah Redma, mendukung upaya pemerintah dalam menekan radius penyebaran covid-19, namun demikian pelaku usaha juga meminta agar pemerintah segera memperhatikan langkah-langkah kongkret untuk mencegah dampak ekonomi yang dapat memicu permasalahan sosial yang lebih besar.

Baca juga: Presiden Jokowi resmikan pabrik rayon di Pelalawan Riau
Baca juga: Menperin sebut industri tekstil jadi sektor strategis

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020