Rasa duka yang dalam terhadap para pejuang garda depan yang gugur karena COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden menyatakan bahwa enam tenaga medis yang meninggal dunia saat menangani virus corona atau COVID-19 layak diganjar sebagai pahlawan kemanusiaan.
“Rasa duka yang dalam terhadap para pejuang garda depan yang gugur karena COVID-19, " ujar Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko, dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Moeldoko mengatakan negara telah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para relawan dan tenaga medis yang berjuang mengatasi penyebaran wabah COVID-19.
Berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo, pemerintah akan memberikan insentif untuk para tenaga medis yang berjuang menangani pandemi COVID-19. Sedangkan, untuk tenaga medis yang meninggal dunia di wilayah tanggap darurat, pemerintah akan memberikan santunan sebesar Rp300 juta.
Sedangkan insentif yang akan diberikan kepada para tenaga medis, yakni untuk dokter spesialis sebesar Rp15 juta, dokter umum dan dokter gigi sebesar Rp10 juta, bidan dan perawat sebesar Rp7,5 juta, serta tenaga medis lainnya sebesar Rp5 juta.
"Di tengah keterbatasan yang kita miliki mereka bekerja tak kenal lelah, " tegas Moeldoko saat menjemput peralatan untuk menangani COVID-19.
Baca juga: Presiden berduka atas meninggalnya tenaga medis akibat COVID-19
Baca juga: Pemerintah siapkan insentif bagi tenaga medis yang menangani COVID-19
Moeldoko juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk mematuhi seluruh protokol penanganan COVID-19. "Jika bisa bekerja dari rumah mari lakukan itu. Jangan berkumpul dulu untuk sesuatu yang tidak penting,” ujarnya.
Pemerintah, ujar Moeldoko, telah mengupayakan pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) dan berbagai alat kesehatan lainnya. Peralatan tersebut akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan perkembangan kasus positif yang berada di wilayah terkait.
Pada Minggu (22/3), Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaporkan enam dokter yang memiliki tugas berkaitan dengan COVID-19 di Indonesia meninggal dunia. Lima orang dokter di antaranya diduga meninggal dunia akibat terjangkit virus corona. Adapun seorang dokter lainnya meninggal dunia akibat serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan demi menghadapi virus corona.
"Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia berduka cita amat dalam atas wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban pandemi COVID-19," demikian dilansir dari akun resmi Instagram PB IDI @ikatandokterindonesia, Senin
Lima dokter yang diduga meninggal akibat terjangkit COVID-19, yakni dokter Hadio Ali SpS, dokter Djoko Judodjoko SpB, dokter Laurentius P SpKj, dokter Adi Mirsaputra Sp THT, dan dokter Ucok Martin SpP. Adapun dokter Toni D Silitonga bukan meninggal akibat terpapar COVID-19. Dokter yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat itu meninggal akibat kelelahan serta serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan agar sigap dari ancaman virus COVID-19 dan edukasi masyarakat agar terhindar dari COVID-19.
Baca juga: Bantu atasi corona, Gojek dan Grab sediakan angkutan untuk ahli medis
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020