Makassar (ANTARA News) - Pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilu 9 April 2009 di Sulawesi Selatan (Sulsel) berlangsung tertib dan aman, namun diwarnai dengan banyaknya warga yang memilih jadi "Golput" atau tidak menggunakan hak pilihnya pada waktu pencentangan di tempat pemungutan suara (TPS).

Meski panitia pemungutan suara di TPS telah membuka kesempatan untuk mencentang pada, pukul 07:00 waktu setempat, namun jumlah calon pemilih yang datang ke TPS masih sedikit.

Bahkan, beberapa TPS di Makassar terpaksa menggunakan alat pengeras suara untuk mengingatkan warga yang telah mendapat undangan dan tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) datang ke TPS untuk menyalurkan hal politiknya.

Petugas TPS 13 kelurahan Kassi-Kassi Kecamatan Rappocin Makassar, Latif mengaku bahwa warga yang datang menggunakan hak pilihnya di TPS itu hanya sekitar 50 persen.

"Kami telah melaksanakan tugas negara ini dengan baik, tetapi ternyata warga ada yang enggan datang memberikan hak suaranya ke TPS, sehingga pelaksanaan pemilu 2009 ini terkesan sepi, dibanding pada Pemilu 2004," ujar Latif.

Meski pelaksanaan pemungutan suara berlangsung tertib, namun diwarnai insiden unjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar oleh belasan pendukung salah satu calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang melakukan protes terhadap KPU setempat.

Salah satu caleg dari PPP untuk DPRD Kota Makassar mengajukan protes, terkait dengan penggantian nomor urut dari nomor sembilan ke nomor sepuluh menjelang hari pemungutan suara tanpa sepengetahuan caleg bersangkutan.

Jumlah wajib pilih yang menggunakan hak politiknya di TPS 13 kelurahan Kassi-Kassi Makassar hanya 243 orang dari total yang masuk dalam DPT sebanyak 481 orang atau hanya 50,07 persen.

Sementara di TPS 12 sebanyak 309 orang dari total 490 orang yang menerima undangan dari panitia pemungutan suara.

Kondisi serupa juga terjadi hampir di semua TPS di Makassar, sehingga jumlah warga yang menyalurkan hak politiknya diperkirakan hanya sekitar 60 persen dari total wajib pilih sekitar satu juta orang.

Suasana di TPS 1 Sawerigading kompleks SD Mangkura Makassar berbeda dengan TPS lainnya. Di TPS ini Gubernur bersama istri dan tiga anaknya menyalurkan hak politiknya.

Di tempat yang sama Wali Kota Makassar Andi Herry Iskandar bersama keluarga mencentang bersama dengan President Bosowa Grup yang juga Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud bersama keluarga.

Selain itu, mantan Meneg BUMN Tanri Abeng bersama Istri dan seorang putranya yang juga caleg DPR RI mencentang bersama ratusan warga setempat.

Kehadiran gubernur bersama keluarga dan wali kota Makassar dan pejabat lainnya membuat sejumlah warga kesal, karena harus menunggu sekitar satu jam untuk melakukan pencentangan. Setelah rombongan pejabat tersebut meninggalkan lokasi TPS di halaman dalam kompleks SD favorit di Makassar tersebut.

Sementara itu, pelaksanaan pemungutan suara di kabupaten Gowa berjalan aman dan tertib. Bupati Gowa Ihcsan Yasin Limpo bersama keluarga menyalurkan hak suaranya di TPS Tombolo Sunggiminasa.

Bupati Ichsan usai mencentang melakukan peninjauan ke sejumlah TPS dan menyatakan cukup puas dengan kerja petugas di TPS, sehingga pemungutan suara di daerahnya berlangsung aman dan tertib.

Pada Pemilu 2009 ini dua incumbent calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan (Sulsel) Azis Kahar Mudzakkar dan Aksa Mahmud sementara unggul dari 32 kandidat calon DPD lainnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009