Irigasi Lematang akan menambah produksi GKG sebesar 18.000 ton per tahun dari 3.000 hektare areal sawah baru
Palembang (ANTARA) - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Kementerian PUPR mempercepat pengerjaan proyek pembangunan daerah irigasi Lematang di Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan, setelah menyelesaikan bangunan bendung utama pada 2019.
Kepala BBWS Sumatera VIII Birendrajana mengatakan daerah irigasi (DI) Lematang yang menargetkan luas area mencapai 3.000 hektare itu tengah mengejar tahap pembangunan saluran induk sepanjang 10 kilometer.
"Dari 10 kilometer sudah rampung 38 persen, sisanya kami upayakan tahun ini selesai," ujarnya kepada ANTARA di Palembang, Senin.
Selain itu, akan ada saluran sekunder sepanjang 30 kilometer yang mengalir ke lima saluran, yakni Plang Kenidai, Jokoh, Selebang, Sekapiya, dan Tepus yang masih berada dalam Wilayah Kota Pagaralam.
Proyek berbiaya Rp237 miliar yang dikerjakan kontraktor Nindya-Surya (join operation) tersebut akan menggabungkan bendung dan sistem irigasi di Kota Pagaralam menjadi irigasi teknis yang mengairi persawahan agar penyediaan dan pembagian air ke dalam sistem sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah.
Pembangunan DI Lematang sebagai program bersama antara Pemkot Pagaralam dan Kementerian PUPR serta Kementerian LHK diperuntukkan meningkatkan produksi pertanian yang akan berdampak pada peningkatan ketahanan pangan di Kota Pagaralam dan Provinsi Sumatera Selatan.
Jika produktivitas setiap hektare sawah mencapai enam ton gabah kering giling (GKG) per tahun, maka adanya irigasi Lematang akan menambah produksi GKG sebesar 18.000 ton per tahun dari 3.000 hektare areal sawah baru.
Selain pembangunan saluran induk dan saluran sekunder, BBWS VIII Sumatera juga membangun jalan akses 2,6 kilometer menuju bendung, membuat saluran kantong lumpur sepanjang 166 meter, dan membangun jembatan penyeberangan.
"Kami upayakan DI Lematang selesai sesuai RPJMN 2020-2024," tambah Birendrajana.
Baca juga: PUPR sebut lahan pertanian beririgasi teknis tak terdampak kekeringan
Baca juga: Pemprov Sumsel lakukan pemetaan geospasial untuk ukur luas sawah
Baca juga: Produksi bakal susut, 2.000 hektare sawah di Sumsel alami kekeringan
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020