London (ANTARA News) - Sebanyak 15 pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang tergabung dalam Opora Rossii dari Tver Rusia antusias untuk mengadakan kontak dagang dengan pengusaha di Indonesia.
"Pengusaha UKM Rusia sangat antusias berbisnis dengan pengusaha Indonesia," kata Duta Besar RI untuk Rusia Hamid Awaluddin saat melakukan kunjungan kerja di kota Tver, 160 km Barat Laut Moskow.
Sekretaris satu Pensosbud KBRI Moskow M Aji Surya kepada koreponden ANTARA News London, Kamis mengatakan bahwa sesuai dengan prediksi, banyak pengusaha asing khususnya dari Rusia yang ingin menjalin kerjasama dengan Indonesia, hanya saja mereka kurang tahu caranya.
Dalam pertemuan dengan Hamid Awaludin, para pengusaha asal Rusia itu mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan seluk beluk investasi dan perdagangan di Indonesia.
Mereka umumnya mempertanyakan mengenai berbagai hal mulai dari peraturan dan prosedur investasi, izin dan pajak usaha, harga tanah, sewa rumah dan apartemen sampai dengan masalah stabilitas politik dan demonstrasi/pemogokan.
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia Hamid Awaludin menyampaikan peluang investasi dan bisnis di Indonesia di Ruang Pertemuan Opera Rossii Asosiasi Pengusaha UKM Tver.
Duta Besar Hamid Awaludin mengajak pengusaha UKM Tver melakukan investasi di Indonesia terutama dalam bidang agroindustri, perikanan, manufaktur, handycraft dan infrastruktur.
Sedangkan dalam bidang perdagangan Dubes menawarkan produk-produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, kopi, teh, cocoa, vanili, furnitur dan garmen.
"Sebagai contoh sepotong celana jeans dengan kualitas expor dapat dibeli di Indonesia dengan harga 7-8 dolar AS," jelas Dubes.
Barang yang sama jika ditempeli merek dagang tertentu dan dibeli dari negara Eropa dan Amerka bisa meningkat menjadi 100 dolar AS.
Indonesia juga mempunyai berbagai jenis produk mebel yang berkualitas dan harganya murah.
Dubes Hamid menjelaskan Indonesia dapat membuat produk-produk tersebut begitu murah karena Indonesia mempunyai banyak tenaga kerja dan terampil serta memiliki bahan bakunya.
Orang Amerika atau Eropa boleh menunda beli barang mewah seperti mobil, tetapi mereka tetap minum kopi, teh, dan coklat serta tetap membeli baju," kata Dubes.
UKM Indonesia juga banyak menggunakan modal sendiri dan mereka juga telah memiliki pasar tersendiri. "Dengan demikian, krisis yang menimpa Indonesia tidak separah yang dibayangkan," katanya.
Mendengar penjelasan ini, para pengusah setempat pun tertarik dan bersemangat untuk berbisinis dengan Indonesia.
Selanjutnya beberapa pengusaha UKM tersebut menanyakan bagaimana caranya untuk dapat segera memulai bisnis dan dapat tinggal di Indonesia.
Igor Hlebnikov, President of Regional Branch Association of Builders menyatakan segera menghubungi KBRI untuk mengetahui seluk beluknya serta menindaklanjuti kemungkinan melakukan bisnis.
Sebelumnya Duta Besar Hamid Awaludin mengadakan pertemuan dengan Gubernur Tver Dmitry Zelenin.
Dalam kesempatan itu, Dubes didampingi Minister Counsellor Berlian Napitupulu dan Sekretaris Ketiga Sayu Oka Widani, menjelaskan peluang investasi yang ditawarkan Pemerintah Indonesia kepada investor asing yaitu dalam bidang minyak dan gas khususnya untuk brown field, energi dan pertambangan serta infrastruktur.
Dubes Hamid juga menyampaikan kuliah umum di depan lebih dari 200 mahasiswa Universitas Negeri Tver (TGU) tentang Indonesia di Masa Kini. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009