Kolombo (ANTARA News/Reuters) - Militer Sri Lanka hari Rabu mengumumkan tawaran final agar menyerah kepada pemberontak Macan Tamil yang terkepung di sebuah daerah kecil pesisir dan mendesak mereka meletakkan senjata dan membebaskan puluhan ribu warga sipil atau dihancurkan.
Setelah pertempuran tiga hari yang kata militer menewaskan lebih dari 500 gerilyawan Macan Tamil, pasukan pemerintah mengurung sisa-sisa kelompok separatis tersebut di zona tanpa tembakan dimana mereka berbaur dengan penduduk sipil.
Dengan menggunakan sistem pemberitahuan umum dari ujung zona bebas tembakan, pasukan menyampaikan seruan terakhir kepada kelompok pemberontak itu.
"Kami telah memberi mereka kebenaran. Kami mengumumkan bahwa LTTE harus berhenti menahan orang, dan mendesak mereka agar menyerah. Ini merupakan peringatan yang terakhir kali kepada mereka agar datang dan menyerah," kata jurubicara militer Brigjen Udaya Nanayakkara.
Ia tidak menyebutkan kapan tawaran itu berakhir waktunya.
Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE), yang telah berjanji tidak akan menghentikan perang mereka untuk mendirikan negara Tamil merdeka, belum bisa dihubungi untuk diminta komentar mereka mengenai ultimatum militer itu.
LTTE telah mengabaikan seruan-seruan sebelumnya oleh PBB dan badan-badan lain agar mereka membebaskan warga sipil. Badan dunia itu mendesak militer bertindak hati-hati ketika melakukan penyerangan final mereka, untuk mencegah jatuhnya korban sipil.
Pemerintah telah berjanji memerangi Macan Tamil dengan sangat hati-hati.
Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse pada Minggu (5/4) juga mendesak pemberontak Macan Tamil menyerah untuk menghindari pembasmian total,
Rajapakse mengatakan kepada pendukung partai di kediamannya yang dijaga ketat Temple Trees di Kolombo bahwa pasukan keamanan hampir menghabisi Macan Tamil di wilayah timurlaut negara pulau itu setelah perang sengit puluhan tahun.
"Pilihan bagi kepemimpinan Macan Tamil adalah meletakkan senjata dan menyerah dan menyelamatkan jiwa kader yang tersisa," kata presiden tersebut.
Rajapakse, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, telah menolak seruan-seruan bagi gencatan senjata dan menekankan bahwa Macan Tamil harus meletakkan senjata dan mengizinkan warga sipil keluar dari daerah-daerah yang masih mereka kuasai.
Seruan itu disampaikan Rajapakse ketika militer menyatakan telah membunuh lebih dari 420 pemberontak Macan Tamil dalam pertempuran sengit tiga hari dan akan melakukan operasi baru untuk membebaskan ribuan warga sipil di zona perang.
Pasukan Sri Lanka menguasai desa Puthukkudiriruppu dimana mayat 250 pemberontak ditemukan pada Minggu saja, kata Nanayakkara.
Belum ada pernyataan segera mengenai hal itu dari LTTE, yang telah mengakui bahwa sejumlah wilayah yang mereka kuasai direbut oleh pasukan pemerintah di distrik pesisir Mullaittivu.
Pemberontak Tamil "kini menghadapi pembasmian total ketika prajurit-prajurit pemerintah terlibat dalam pertempuran orang per orang dengan mereka di wilayah kantung teror terakhir", kata kementerian pertahanan, yang menambahkan bahwa Macan Tamil telah kehilangan "benteng terakhir" mereka.
Gerilyawan Tamil dikepung selama berbulan-bulan di sebuah daerah hutan kecil oleh pasukan yang tampaknya hampir mengakhiri perang separatis mereka.
Sejumlah analis juga mengatakan bahwa Macan Tamil semakin mendekati kekalahan dan perang akan segera berakhir.
Militer telah mencapai serangkaian kemenangan, termasuk merebut kembali Kilinochchi, yang diklaim LTTE sebagai ibukota mereka, dan mengusir pemberontak tersebut dari Semenanjung Jaffna.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkat sejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enam tahun pada Januari 2008.
Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahil dilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi ke zona-zona pertempuran.
Lebih dari 70.000 orang tewas dalam konflik separatis panjang di Sri Lanka sejak 1972.
Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.
Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009