Seoul (ANTARA News/AFP)- Sekitar 100.000 warga Korea Utara (Korut) menghadiri rapat raksasa di Pyongyang untuk menyambut peluncuran roket negara mereka, kata media resmi negara komunis itu.

Rapat raksasa diselenggarakan di Taman Kim Il Sung itu sehari sebelum sidang parlemen baru. Para pengamat mengatakan peluncuran roket itu adalah nilai propaganda maksimum menjelang sidang itu, yang akan memilih kembali pemimpin Kim Jong Il pada jabatan paling pentingnya.

Sekretaris senior partai komunis Cheo Thae Bok dalam rapat raksasa itu menyebut peluncuran roket Ahad itu sebagai "prestasi bersejarah " yang dilakukan sehari setelah Pyongyang menyiarkan tayangan dari apa yang disebutnya satu program ruang angkasa yang damai.

Choe, menurut stasiun-stasiun penyiaran Korut yang dipantau kantor berita Korsel Yonhap, menyebut peluncuran itu adalah "kemenangan yang membanggakan" yang memukul imperialis dan pendukung-pendukung mereka yang berusaha membuat tidak berdaya Korut.

Ia menyerukan dukungan kepada pemimpin berusia 67 tahun itu, yang menurut laporan menderita stroke Agustus lalu.

Korut menegaskan roket itu menempatkan satelit yang dibawanya ke dalam orbit yang menyiarkan lagu-lagu patriotik.

Korsel, Jepang dan militer AS mengatakan tidak ada tanda-tanda objek itu di ruang angkasa dan peluncuran itu sebenarnya adalah ujicoba rudal jarak jauh.

Media Korsel dan para pengamat mengatakan rudal Taepodong-2 yang memiliki jangkauan tembak 3.200km-- dua kali lipat dari Taepodong-1 tahun 1998.

Kantor berita resmi Korut KCNA mengatakan "peristiwa bersejarah ini adalah satu manifestasi dari keinginan pemimpin Kim Jong Il untuk membuka pintu bagi satu negara yang besar, sejahtera dan kuat tanpa kegagalan, mengatasi setiap kesulitan" kata Kim Phyong Hae kepala sekretaris komite provinsi Pyongan Utara partai yang berkuasa itu yang dikutip KCNA.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009