Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore, masih bergerak turun karena pasar tetap negatif meski tekanan agak berkurang, sehinga posisi masih dibawah Rp11.500 per dolar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun 60 poin menjadi Rp11.410/11.430 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.350/11.400 per dolar.

Pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu, mengatakan, kegiatan pasar uang menjelang pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) agak berkurang karena sebagian pelaku sudah meninggalkan pasar dan mempersiapkan diri dalam pemilihan umum (pemilu).

Menurut dia, dengan adanya pemilu kegiatan ekonomi di dalam negeri masih berjalan dengan baik, meski pertumbuhan ekonomi Asia diperkirakan turun menjadi 5,3 persen dari sebelumnya 6 persen.

Kekhawatiran terhadap berkurangnya pendapatan korporasi akibat krisis keuangan global mengakibatkan ekonomi nasional semakin sulit untuk tumbuh, katanya.

Kekhawatiran itu, lanjut dia, terbukti dengan makin merosotnya ekspor nasional karena Uni Eropa dan Amerika Serikat yang menolak menerima produk nasional akibat kesulitan keuangan mereka.

Karena itu, rupiah masih dapat bertahan dibawah angka Rp11.500 per dolar karena dinamika pemilu memberikan ekonomi nasional masih dapat tumbuh, ujarnya.

Posisi rupiah yang masih dibawah Rp11.500 per dolar, menurut Edwin Sinaga, karena Bank Indonesia (BI) tetap melakukan pengawasan dengan ketat terhadap bank-bank asing yang bermain valuta asing.

Ketatnya pengawasan BI membuat mereka kesulitan melakukan spekulasi jual atau beli dalam upaya menarik sentimen pasar, katanya.

Ia mengatakan, rupiah sepanjang pekan ini masih berada dalam kisaran antara Rp11.400 sampai Rp11.500 per dolar akibat ketatnya pengawasan BI.

BI tidak menginginkan rupiah berada di atas Rp11.500 per dolar karena akan mengundang mata uang Indonesia mendekati level Rp12.000 per dolar, ucapnya.  (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009