Ledakan pagi itu terjadi hanya 200 meter dari Mesjid Musa Kadhim, kata para pejabat kementerian dalam negeri kepada AFP.
Banyak tempat ibadah penting Islam Syiah di ibukota Irak menjadi tempat yang berkali-kali diserang sejak serangan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) pada tahun 2003, yang menumbangkan Saddam Hussein dan memicu terjadinya kekerasan antar kelompok yang banyak menelan korban.
Hanya beberapa jam sebelum Presiden AS Barack Obama terbang ke Baghdad Selasa, dalam kunjungan mendadak, dan mengatakan bahwa Irak akan segera mempertahankan dirinya sendiri, sebuah ledakan bom mobil terjadi di distrik yang sama menewaskan delapan orang dan 20 lainnya cedera.
Pada Senin lalu, total enam ledakan bom mobil terjadi di daerah-daerah utama Syiah di Baghdad, menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai 140 lainnya, dan meningkatkan ketakutan-ketakutan baru atas kembalinya aksi kekerasan di sebagian ibukota seperti tahun 2007.
Kerusuhan terjadi setelah bentrokan mematikan di Baghdad, antara tentara Irak dan mantan gerilyawan Sunni yang sekarang berbalik menjadi militan anti Al Qaidah, yang dikenal sebagai Sahwa, menyusul penahanan pemimpin mereka dengan tuduhan kejahatan.
Namun demikian militer AS memerintahkan keterlibatan anggota-anggota Sahwa dan mengecam tindakan Al Qaidah di Irak.
Perdana Menteri Nuri al-Maliki mengecam serangan-serangan terakhir terhadap Al Qaidah dan para pendukung Saddam dari Partai Baath yang sekarang dilarang.
Obama bertemu dengan perdana menteri Selasa, dalam kunjungannya ke satu pangkalan AS di luar ibukota, dan dia menjanjikan untuk menarik tentara Amerika dari negara tersebut seperti yang direncanakan.
"Kami sangat berkomitmen terhadap satu Irak yang berdaulat, stabil dan percaya pada diri sendiri," kata presiden AS.
Pada Februari lalu, Obama mengumumkan suatu strategi baru yang intinya termasuk penarikan tentara Amerika dari Irak pada Agustus 2010, meskipun sekitar 50.000 prajurit masih akan berada di negara tersebut sampai akhir tahun berikutnya.
Berdasarkan persetujuan militer yang ditandatangani antara Baghdad dan Washington November lalu, semua tentara Amerika akan meninggalkan Irak pada akhir tahun 2011.
Aksi kekerasan merosot drastis sejak Sahwa, yang sebagian besar anggotanya bekas pemberontak Sunni, bersekutu dengan pasukan AS untuk melawan Al Qaidah pada akhir tahun 2006, pada saat banyak tentara Amerika dikirimkan ke negara itu berdasarkan perintah presiden George W. Bush.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009