Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR, Bambang Soesatyo, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga dan memperkuat optimisme saat menghadapi meluasnya wabah COVID-19, yang dia yakini bahwa masa-masa sulit akan bisa dilalui pada waktunya.

"Untuk menjaga dan memperkuat optimisme itu, semua pihak untuk tidak mendramatisir fakta atau indikator yang menggambarkan proses melemahnya perekonomian nasional. Proses pelemahan ekonomi akibat wabah COVID-19 sudah diprediksi," kata dia, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Hadapi pandemi, IABI: Perlu komitmen bersama cegah "panic buying"

Ia mengatakan, beberapa hari lalu otoritas kota Wuhan di China melaporkan tidak adanya kasus baru COVID-19 selama tiga hari berturut-turut.

Menurut dia, kalau penularan wabah COVID-19 di Wuhan bisa direduksi atau terhenti, hal yang sama juga bisa terjadi di negara lain, termasuk di Indonesia.

"Karena itu, masyarakat Indonesia jangan pesimis, sebaliknya tetaplah optimis," ujarnya.

Baca juga: Kemendes: Dana Desa dipakai dukung ekonomi desa hadapi COVID-19

Ia mengatakan indikator ekonomi seperti nilai tukar valuta, indeks harga saham gabungan hingga harga energi seperti minyak dan gas memang harus dipublikasikan secara berkelanjutan untuk diketahui publik.

Namun menurut dia, publikasi indikator-indikator ekonomi itu hendaknya tidak didramatisasi untuk tujuan membuat publik takut.

Politisi Partai Golkar itu menilai tidak hanya masyarakat Indonesia, komunitas global pun tahu dan sedang merasakan ragam kerusakan akibat wabah COVID-19.

Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak masyarakat tidak panik hadapi pandemi Covid-19

"Orang awam sekalipun tahu bahwa pembatasan mobilitas warga yang terus dieskalasi, apalagi sampai pada tahapan 'lockdown' sebuah kota atau negara akan menimbulkan kerusakan di sana sini, termasuk di sektor ekonomi," ujarnya.

Ia menjelaskan, pada saat seperti ini, setiap komunitas dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah dan kerja keras membatasi penyebarluasan wabah COVID-19 otomatis menuntut pengorbanan dari sektor lain, termasuk sektor ekonomi dan semua sub-sektornya.

Menurut dia, saat ini banyak negara termasuk Indonesia, tidak hanya sekadar menerapkan pembatasan tetapi juga harus mengeluarkan anggaran ekstra untuk melindungi semua warga negara dari kemungkinan tertular COVID-19.

Baca juga: Ketua MPR: Utamakan nilai kegotongroyongan hadapi COVID-19

"Tidak hanya alokasi anggaran bahkan waktu, tenaga serta pikiran seluruhnya fokus pada upaya cegah tangkal penyebarluasan wabah COVID-19," katanya.

Pada saat yang sama, menurut dia, semua kepala pemerintahan bersama jajaran menteri ekonomi juga bekerja ekstra keras agar kinerja perekonomian negara tidak lumpuh.

Langkah itu menurut dia untuk memacu pertumbuhan ekonomi, mencegah kerusakan di sejumlah sektor pun menjadi pekerjaan tidak mudah.

Baca juga: WHO ingatkan seluruh negara di dunia siap siaga hadapi COVID-19

"Dalam situasi seperti sekarang, yang bisa dilakukan setiap negara adalah menerapkan sejumlah kebijakan stimulus agar perekonomiannya tidak mengalami kerusakan yang kelewat serius. Langkah yang sama juga dilakukan Indonesia," katanya.

Ia mengingatkan, jangan lupa bahwa dalam konteks gejolak ekonomi, situasi seperti sekarang bukan pengalaman pertama bagi Indonesia, beberapa dekade lalu, Indonesia juga pernah menghadapi gejolak dan krisis ekonomi.

Namun menurut dia, sudah terbukti bahwa perekonomian negara tidak lumpuh dengan kebersamaan dan kerja keras, maka perekonomian Indonesia bisa pulih.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020