Bogor (ANTARA News) - Gunma Safari Park Jepang memberikan bantuan untuk rehabilitasi satwa Owa Jawa dan program penghijauan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sebagai wujud kepedulian masyarakat Jepang pada lingkungan hidup, baik satwa maupun hutan.
Kepala Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor Yulius H Suprihardo kepada ANTARA News di Bogor, Rabu, menjelaskan bahwa bantuan tersebut langsung diserahkan Direktur Gunma Safari Park Jepang Kawakami Shigehisa dalam acara penanaman pohon di Resort Bodogol TNGGP, di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.
Gunma Safari Park Jepang bersama TSI Cisarua setiap tahun melakukan kegiatan penghijauan di TNGGP Resort Cibodas, dan pada 2009 dilaksanakan di Resort Bodogol.
Sebelum dilakukan aksi penanaman pohon di Bodogol pada Selasa (7/4), Gunma Safari Park Jepang memberikan donasi sebesar 300.000 yen bagi upaya rehabilitasi Owa Jawa kepada Javan Gibon, sedangkan 200.000 yen disumbangkan untuk mendukung peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan TNGGP, khususnya pengembangan resort model melalui yayasan Gemapahala.
Penyerahan sumbangan itu disaksikan Harianto yang mewakili Kepala Balai Gunung Gede Pangrango, Direktur TSI Frans Manansang, serta wakil dari Javan Gibbon Center, Conservation Indonesia, dan Yayasan Gedepahala serta beberapa keeper (perawat satwa) Gunma Safari Park.
Selanjutnya juga dilakukan penanaman puluhan pohon rasamala secara simbolis, sebagai awal dari penghijauan secara meluas di Resort Bodogol.
Kegiatan penghijaun seperti itu, kata Yulius H Suprihardo, telah dilakukan beberapa kali di TNGGP Cibodas, yang dirintis oleh TSI dengan mengadakan kerja sama sister park yang dilakukan sejak 2000 hingga sekarang.
Misi yang diemban adalah mengkampanyekan "Indonesia Aman", dan sekaligus memperkenalkan satwa langka endemik Indonesia kepada masyarakat Jepang.
"Kami mengharapkan kepedulian masyarakat Jepang ini ditiru siapa saja yang punya keinginan sama pada kegiatan konservasi sehingga kelestarian TNGGP dan Owa Jawa terjaga dari kepunahan di masa depan," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009