Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Rabu pagi, melemah 75 poin ke kisaran 11.425/11.445 per dolar AS, setelah pada perdagangan Selasa kemarin ditutup pada 11.350/11.400.

Melemahnya rupiah pagi ini, menurut analis dari Bank Himpunan Saudara Rully Nova, karena tekanan ambil untung.

Kata Rully, sebagian pelaku pasar menjual rupiah untuk mengambil keuntungan dan mengalihkan dananya ke pasar modal setelah aktivitas di pasar modal belakangan mulai ramai.

Rupiah, menurut dia masih berpeluang untuk menguat apabila pemerintah Indonesia jadi menerbitkan obligasinya di Jepang.

Obligasi Indonesia yang akan diterbitkan di Negara Matahari Terbit diperkirakan mendapat respon baik dari pasar dan permintaan terhadap surat utang itu akan melebihi penawaran (oversubcribe).

Ia mengatakan, rupiah sebenarnya berpeluang mencapai angka 11.000 per dolar AS, meski tidak mudah untuk mencapainya.

Bank Indonesia (BI) diperkirakan juga tetap mengawal rupiah di pasar, sekaligus memastikan tidak ada faktor lain yang menekan rupiah, katanya.

Para analis sebelumnya mengatakan, rupiah kemungkinan akan bisa berada di bawah angka 10.000 per dolar AS, karena pasokan dolar di pasar AS yang melimpah, namun pada kenyataan dolar AS semakin kuat terhadap yen hingga di atas 100 yen.

Rupiah, lanjut dia, masih mungkin menguat terhadap dolar karena adanya pasokan dana investor lokal dari luar negeri sehingga ekonomi nasional tetap tumbuh.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009