Tokyo (ANTARA News/AFP) - Harga saham di bursa Tokyo, Jepang, dibuka melemah Rabu pagi, dengan indikator utama indeks Nikkei-225 jatuh 86,12 poin (0,97 persen) menjadi 8.746,73 dalam menit-menit pertama perdagangan mengikuti penurunan saham AS tadi malam, kata para dealer.
Saham AS di Wall Street, jatuh pada Selasa waktu setempat, di tengah kecemasan dimulainya musim laporan hasil kinerja emiten kuartal pertama dan berlanjutnya kekhawatiran terhadap kesehatan institusi finansial, kata para dealer.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 186,29 poin, atau 2,34 persen, menjadi 7.789,56, bergerak mundur lagi dari indeks blue chip level 8.000 yang tembus pada Jumat lalu, menutup "rally" (kenaikan panjang) empat pekan.
Indeks komposit saham teknologi Nasdaq jatuh 45,10 poin, atau 2,81 persen menjadi 1.561,61 dan indeks Standard & Poor`s 500 turun 19,93 poin, atau 2,39 persen, menjadi 815,55 poin.
Para pedagang mengatakan, pasar mencatat penurunan kali kedua hari berturut-turut, akibat kecemasan jelang musim laporan laba periode Januari-Maret.
Publikasi laporan keuangan dimulai Selasa, setelah pasar tutup dengan raksasa alumunium Alcoa, salah satu komponen Dow, melaporan rugi bersih 497 juta dolar AS.
"Pasar lebih peka terhadap ekspektasi hasil kuartal pertama yang buruk dan pandangan manajemen yang mengecewakan," kata kepala strategi pasar Wachovia Securities, Al Goldman.
"Dengan apa yang diperkirakan terhadap musim laporan hasil kinerja perusahaan, para pelaku pasar bergerak mengambil untung untuk kali kedua sesi berturut-turut," kata para analis Briefing.com dalam sebuah catata kepada para nasabahnya.
"Keputusan untuk menghindari kekecewaan lebih lanjut, telah mendorong para pelaku pasar mengirimkan penurunan 3,2 persen selama dua sesi terakhir," kata mereka.
Pasar juga dicengkram kekhawatiran sektor finansial, menyusul laporan surat kabar yang menyoroti dalamnya masalah aset-aset buruk yang mengganggu institusi-institusi keuangan.
Menurut surat kabar Times, London, proyeksi baru dari Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan utang-utang bermasalah yang dialami bank-bank dan asuransi dapat membengkak menjadi empat triliun dolar AS.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009