Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kwartal I 2009 mencapai sekitar 4,3 hingga 4,8 persen atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai 6,2 persen.
"Proyeksi ini berdasarkan data-data yang dikumpulkan Depkeu, sambil menunggu laporan Badan Pusat Statistik (BPS)," kata Plt Menko Perekonomian/Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa malam.
Menurut dia, jika dibandingkan dengan tahun 2008 maka pada kuartal II dan III pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,4 persen, sementara pada kuartal IV 2008 mencapai 5,2 persen.
Pertumbuhan ekonomi selama kuartal I 2009, lanjut Menkeu, masih lebih baik daripada perkiraan oleh banyak pihak. Lembaga-lembaga internasional atau investment bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 3,0 hingga 3,8 persen.
"Walaupun demikian resiko penurunan laju pertumbuhan ekonomi tersebut (4,3 -4,8 persen) masih cukup besar mengingat ketidakpastian dalam ekonomi global masih terjadi," kata Menkeu.
Menurut dia, tingkat konsumsi memang mengalami perlambatan tetapi masih cukup kuat sehingga masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 4,3 - 5,0 persen dibanding kuartal IV 2008 yang mencapai 6,4 persen.
Sementara pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal I 2009 mencapai sekitar 8,0 - 13,1 persen dibanding kuartal IV 2008 yang mencapai s16,4 persen.
"Tingginya tingkat konsumsi juga ditunjukkan dari realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) selama kuartal I 2009 yang cukup besar, demikian juga dengan masih tingginya konsumsi listrik," kata Menkeu.
Investasi pada kuartal I 2009 juga masih tumbuh positif mengingat tingginya pertumbuhan impor barang moda pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan investasi pada kuartal I 2009 mencapai sekitar 5,0-6,5 persen dibanding dengan kuartal IV 2008 sebesar 9,1 persen.
Sementara itu pertumbuhan ekspor dan impor diperkirakan mengalami minus di mana ekspor minus 6 hingga minus 9 persen, sedangkan impor minus 8 hingga minus 12 persen. Dibandingkan dengan kuartal IV 2008, ekspor pada periode itu masih positif yaitu mencapai 1,8 persen, sementara impor sudah minus 3,5 persen.
"Namun prospek perubahan nilai ekspor masih ada mengingat harga komoditas dalam dua bulan terakhir sudah mulai rebound. Harga sejumlah komoditas sudah membaik kembali seperti tembaga, aluminium, batu bara, CPO, dan minyak," kata Menkeu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009