Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Syamsir Siregar menyatakan sampai saat ini belum ada indikasi adanya pihak-pihak tertentu yang bermaksud menggagalkan Pemilu.

Menurut Syamsir usai mengikuti rapat kabinet terbatas membahas persiapan Pemilu di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, saat ini memang ada pihak-pihak yang sengaja menghembuskan isu kecurangan Pemilu yang seolah-olah akan terjadi.

Namun, hal itu belum berujung pada ancaman adanya pihak yang ingin menggagalkan Pemilu 2009.

"Orang memang belum-belum sudah membicarakan kecurangan. Pemilihan saja belum dilaksanakan sudah mengatakan adanya kecurangan. Indikasinya ya ingin menang. Jadi kalau kalah, mereka bilang `ah betul`," tutur Syamsir.

Menurut Syamsir, jika memang ada pihak yang berencana menggagalkan Pemilu, maka pihak keamanan akan bertindak dengan kewenangan yang dimilikinya.

"Kita gebuk. Kalau ada yang menggagalkan kita kenakan hukum saja. Apa sulitnya? Sampai saat ini tapi belum ada," katanya.

Pada konferensi pers usai rapat kabinet terbatas membahas persiapan Pemilu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui pemerintah menerima ancaman tentang adanya pihak yang ingin berbuat kekerasan pada pelaksanaan Pemilu 2009.

Presiden mengingatkan agar pihak yang tidak puas atau keberatan terhadap hasil Pemilu menggunakan saluran hukum yang ada.

Presiden mengatakan seluruh jajaran kepolisian yang didukung TNI saat ini menambah kewaspadaan untuk mengawal pemungutan suara yang dilaksanakan 9 April 2009 agar berjalan aman dan tertib.

Keamanan, menurut Presiden, juga ditingkatkan sampai hari penghitungan suara.

Sementara itu, mengenai kondisi keamanan di Aceh menjelang Pemilu Legislatif, Kepala BIN mengatakan Partai Aceh yang mulai bertikai disebabkan karena terdapat kelompok eks gerakan separatis yang tidak sesuai dengan partai politik lokal.

"Dulu ada kelompok yang menyerah sebelum MoU Helsinki. Itu kelompok yang menamakan dirinya Forkap. Itu kurang cocok dengan Partai Aceh. Jadi, itu masalah mereka dianggap pengkhianat oleh GAM karena mereka menyerah terlebih dahulu," jelas Syamsir.

Menurut dia, mungkin saja memang terjadi intimidasi kepada masyarakat Aceh agar mereka memilih partai tertentu.

"Mungkin ada saja yang melakukan intimidasi dalam pelaksanaan Pemilu, yang memaksa rakyat untuk memilih partai tertentu. Itu di antaranya orang-orang yang menghendaki kemenangan suatu partai tertentu," demikian Syamsir.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009