Jakarta (ANTARA News) - Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengakui adanya kemungkinan pertumbuhan ekonomi 2009 anjlok hanya menjadi sekitar 4 persen. "Pertumbuhan ekonomi melemah dari 4,5 sekarang menjadi 4 persen, itu sangat mungkin terjadi," kata Menkeu di Jakarta, Selasa. Menurut dia, selama ini pemerintah sudah menyampaikan ke publik mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi pelemahan. Ia menyebutkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Indonesia (BI) pada kuartal I 2009 sebesar 4,6 persen, masih dalam koridor atau kisaran proyeksi pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 4,0-4,5 persen. Sementara itu dilihat dari komposisinya, menurut Menkeu, tampaknya pertumbuhan konsumsi yang diprediksikan BI turun menjadi 4,1 itu agak kurang sesuai dengan trend penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) yang ada. Penerimaan PPN menunjukkan level konsumsi masih cukup kuat sehingga pemerintah memperkirakan pertumbuhan konsumsi masih sebesar 4,6 persen. Sedangkan untuk proyeksi pertumbuhan investasi, karena investasi terutama yang dikaitkan dengan trend ekspor-impor yang menurun, maka pertumbuhan investasi akan mengalami negatif. "Pengaruh penurunan ekspor-impor terhadap investasi cukup tajam, turun dari 12 persen menjadi sekitar 4 persen," katanya. Sementara itu mengenai pengaruh pemilu, Menkeu mengatakan, belanja parpol yang cukup masif (besar) untuk berbagai kegiatan, akan mempengaruhi pola konsumsi dalam negeri. "Pemilu ini masih akan berlanjut sampai pilpres, Juli nanti. Dan menimbulkan dampak positif, dampak penurunan BBM juga masih dirasakan, kenaikan gaji pegawai negeri, TNI, Polri sebesar 15 persen dan jangan gaji guru selain naik 15 persen, juga akan mendapat tambahan tunjangan fungsional yang nominalnya cukup besar," katanya. Menurut dia, semua faktor itu kalau dikombinasikan dengan berbagai faktor pemilu dan tambahan stimulus, memungkinkan pertumbuhan konsumsi di atas 4,1 persen. "Kalau itu terjadi maka, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2009 bisa 4,6 persen atau bisa di atas itu," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009