Jakarta (ANTARA) - Perkembangan teknologi transportasi massal di Jakarta dalam satu tahun terakhir terbilang cukup pesat.
Selain Transjakarta yang sudah akrab, kini ada satu lagi moda transportasi yang mempermudah aktivitas masyarakat Ibu Kota, yaitu MRT.
MRT adalah singkatan dari Moda Raya Terpadu Jakarta atau dalam bahasa Inggris, Mass Rapid Transit. Kereta listrik ini kini menjadi tumpuan masyarakat terutama yang berada di jalur Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia (HI) atau sebaliknya.
Dengan jalur sepanjang 15,7 kilometer dan 13 stasiun, MRT Jakarta melewati pusat-pusat kegiatan masyarakat, mulai dari perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga salah satu ikon olahraga, Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta.
Di GBK sendiri terdapat lokasi pertandingan maupun latihan. Sebut saja Stadion Utama GBK berikut dengan lapangan latihan, Stadion Tenis, Stadion Akuatik, Istora Senayan, hingga jalur jalan dan berlari yang selama ini kerap digunakan masyarakat.
Menjelang satu tahun bertugas, MRT cukup menyita perhatian. Banyak masyarakat yang selama ini mengandalkan kendaraan pribadi terutama dari arah Lebak Bulus dan sekitarnya mulai beralih ke moda transportasi ini. Tidak ketinggalan atlet Indonesia.
"Saya ini pengguna lho. Saya merasa sangat tertolong (dengan keberadaan MRT) karena rumah saya di dekat Lebak Bulus, jadi sangat dekat dengan Stasiun Lebak Bulus atau Fatmawati, dan akses ke Senayan-nya sangat bagus," kata petenis andalan Indonesia Christopher Rungkat.
Meski peraih medali emas Asian Games 2018 dan SEA Games 2019 pada kategori ganda campuran itu merasa terbantu dengan keberadaan MRT, ia masih berharap moda transportasi itu dapat berekspansi sampai ke tempat-tempat lain di Jakarta.
"Mudah-mudahan ke depannya bisa dibanyakin lagi stasiunnya, jadi tujuannya bisa lebih banyak lagi. Karena (MRT) ini benar-benar membantu menghemat waktu," kata atlet yang akrab dipanggil Christo itu.
Walaupun bukan pengguna reguler seperti Christo, petenis nasional lainnya, David Susanto, juga berharap MRT dapat menjangkau lebih banyak lokasi.
"(Saya) senang lah dengan adanya MRT karena mempermudah transportasi publik, terutama buat yang tinggal di Jakarta, namun saya berharap bisa lebih diperluas (jangkauan) MRT, karena seperti di Singapura, orang bisa ke mana-mana dengan MRT," tutur David.
Kedua atlet ini merupakan bagian dari tim Indonesia yang turun pada Piala Davis Grup 2 di Stadion Tenis Gelora Bung Karno. Christo dan David tampil apik dan membantu tim tenis Indonesia menang 4-0 atas Kenya.
Selain Christo dan David, pada Piala Davis Grup 2 tim Indonesia juga menurunkan petenis muda Gunawan Trismuwantara. Pada pertandingan selanjutnya, tim tenis putra Indonesia akan berhadapan dengan tim Barbados.
Selanjutnya: Berasa di luar negeri
Berasa di luar negeri
Tidak hanya Christo, pelari gawang Indonesia Emilia Nova juga sering menggunakan MRT. Atlet yang akrab dipanggil Emil itu turut memuji salah satu transportasi publik baru berbasis rel yang disediakan pemerintah itu.
Peraih perak Asian Games 2018 nomor lari gawang putri itu pertama kali menggunakan MRT dari Stasiun Setiabudi ke Stasiun Senayan ketika menuju lokasi latihan atlet.
"Enak, cukup nyaman, berasa lagi di luar negeri. Harganya juga enggak terlalu mahal, cepat dan yang penting bersih," kata Emil di sela latihan di Stadion Madya Gelora Bung Karno.
Dengan kenyamanan dan kecepatan yang ditawarkan, Emil tidak keberatan dengan tarif yang ditetapkan, mulai dari Rp3.000 hingga Rp14.000. Tarif tiket dinilai sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
Namun Emil mengaku sangat jarang menggunakan MRT, terlebih jarak tempat tinggal dia ke pemusatan latihan nasional di Stadion Madya Gelora Bung Karno Senayan cukup dekat.
"Jarang (pakai). Soalnya aku tinggalnya di hotel atlet Senayan, setiap hari latihan pagi dan sore, jadi aku jarang keluar menggunakan MRT. Sehari-hari lebih banyak jalan kaki," kata atlet yang cukup aktif di media sosial itu.
Kendati bukan pengguna reguler, Emil berharap MRT dapat menjangkau lebih banyak titik. Harapan gacoan Indonesia di lari gawang ini sama dengan Christo dan David Agung.
"Mungkin stasiunnya bisa lebih banyak lagi jadi kalau mau kemana-mana lebih memudahkan soalnya Jakarta sekarang macet banget juga," katanya.
Selanjutnya: Berbeda dengan Emil...
Berbeda dengan Emil, lifter andalan Indonesia di kancah internasional Eko Yuli Irawan, yang kini tengah menjalani persiapan Olimpiade 2020, justru mengaku belum pernah mencoba moda transportasi berbasis rel itu.
Eko mengatakan, aktivitas sehari-harinya lebih banyak diisi dengan berlatih di Mess Kwini, Jakarta Pusat yang jaraknya cukup jauh dengan keberadaan MRT.
"Saya belum pernah naik MRT soalnya perjalanan saya hanya dari Bekasi ke Senen saja. Setiap hari juga tinggal di Mess, kalau libur di Bekasi," ujar peraih perak Olimpiade 2016 Rio de Janeiro itu.
Eko Yuli Irawan merupakan salah satu atlet Indonesia yang sudah lolos kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo bersama atlet menembak dan bulu tangkis. Saat ini, proses kualifikasi masih tetap berjalan meski tersendat akibat pandemi virus corona.
Belum maksimalnya penggunaan MRT di kalangan atlet ini tak terlepas dari banyaknya cabang olahraga yang tidak menggelar pemusatan latihan maupun kejuaraan di kompleks Gelora Bung Karno.
Bola voli dengan Proliga-nya bahkan sudah jarang menggunakan Istora Senayan. Begitu pula bola basket yang kerap mengadakan kejuaraan di kota lain. Hanya bulu tangkis yang masih sering menyelenggarakan kejuaraan bergengsi di Istora Senayan.
Praktis, cabang olahraga yang masih setia menggunakan kompleks Gelora Bung Karno sebagai tempat latihan adalah atletik, tepatnya di Stadion Madya. Selain Emil, Lalu Muhammad Zohri yang merupakan juara dunia junior 2018 nomor lari 100 meter, juga mengasah kemampuan di kompleks olahraga tertua di Indonesia itu.
Sebenarnya pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim ini klub kebanggaan ibu kota yaitu Persija Jakarta menjadikan Stadion Utama GBK sebagai markas. Hanya saja kelanjutan kompetisi tertinggi di Tanah Air itu harus tertahan karena wabah virus corona atau COVID-19.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020