PBB, (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin, menyampaikan kesedihannya sehubungan dengan banyaknya korban jiwa dalam gempa Senin pagi di Italia tengah.
Sementara PBB telah menyampaikan kepada pemerintah Eropa tersebut bahwa badan dunia itu siap memberi dukungan reaksi bencana.
Menurut laporan media, gempa yang berkekuatan 6,3 skala Richter tersebut telah merenggut tak kurang dari 130 jiwa, demikian diwartakan Xinhua-OANA.
Ban "sedih oleh banyaknya korban jiwa dan kerusakan harta", kata jurubicaranya Michele Montas kepada wartawan. Ia menambahkan Ban mengirim ucapan belasungkawa kepada keluarga dan teman korban tewas.
Gempa Senin, yang mengguncang kota kecil Aquila, hampir 100 kilometer di sebelah timur-laut Roma, menjadi pengingat jelas bahwa Eropa tidak kebal dari gempa kuat, kata badan PBB yang bertugas mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh bencana alam, Senin.
Kuatnya gempa di Italia menyamai guncangan pada Mei 2006 di pulau Jawa, Indonesia, yang menewaskan lebih dari 5.000 orang di kota Yogyakarta, kata Strategi Internasional bagi Pengurangan Bencana (ISDR).
Badan itu menegaskan bahwa bangunan adalah pembunuh utama ketika gempa mengguncang. Itu sebabnya mengapa pembangunan gedung yang tahan gempa di daerah rentan sangat perlu.
Gempa mematikan di Italia tengah bersumber dari garis gempa yang membentang dari Italia utara ke selatan, tempat gempa telah merenggut lebih dari 20 miliar euro dalam bentuk kerusakan langsung selama empat dasawarsa terakhir, kata ISDR. Satu euro sama dengan 1,3469 dolar AS.
"Dana yang ditanam dalam ketahanan bangunan dan pemilihan tempat yang layak sejak awal sangat kecil dibandingkan dengan pembangunan kembali yang diperlukan ketika gempat mengguncang --apalagi banyaknya jiwa yang melayang," kata Helena Molin-Valdes, Wakil Direktur lembaga tersebut.
"Penanaman modal dalam pengurangan resiko bencana menjadi suatu keharusan, jika kita ingin menyelamatkan lebih banyak jiwa dan lebih banyak dolar --dan menghapuskan gangguan jangka panjang-- karena makin banyak orang tinggal di kota besar, yang rentan terhadap gempa," katanya.
Sementara itu, Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO) juga menyampaikan simpati kepada korban gempa Senin.
"Ini adalah tragedi yang mengerikan dan perasaan staf FAO bersama orang yang menderita akibat bencana besar ini, terutama mereka yang telah kehilangan orang yang dicintai atau yang tak mengeetahui nasib orang dekat mereka," kata Direktur Jenderal badan itu, Jacques Diouf.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009